Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Konsultan - Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Intelconomix

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Menggugat Optimisme, Pencapaian Tax Amnesty dan Pemahaman tentang Utang

29 November 2016   14:50 Diperbarui: 29 November 2016   18:33 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : http://jakartagreater.com/presiden-jokowi-ke-singapura-urus-tax-amnesty/

model-defisit-dan-utang-583d273f2123bdf71cbdb525.png
model-defisit-dan-utang-583d273f2123bdf71cbdb525.png
Model Defisit dan Utang - Disusun : Arnold M 

Peraga-5 memberikan gambaran peningkatan defisit anggaran demi investasi khususnya sektor infrastruktur yang dipenuhi melalui peningkatan utang. Sejalan dengan kondisi defisit tersebut, upaya peningkatan penerimaan pajak perlu dilakukan secara tuntas  dan tidak semata berkutat pada kelanjutan Tax Amnesty. (Lihat : Keliru dalam Kebijakan, Keuangan Negara Bukan Korporasi) termasuk peningkatan Tax Coverage dan membuka tingkap dan hambatan pada "Underground Economy".

Memang pada masa awal, defist yang dipenuhi dengan penambahan utang akan meningkatkan rasio utang terhadap PDB. Tetapi pada masa mendatang (kurang dari 10 tahun) akan rasio tersebut akan tereliminasi (turun) sejalan dengan peningkatan PDB. Pada gambaran Peraga-5, rasio utang terhadap PDB turun dari di atas 30% menjadi sekitar 20%. 

Sikap optimistik ala Presiden Jokowi memang perlu disampaikan tetapi para pembantu presiden harus jeli memahami implikasi secara utuh dari kebijakan yang diambil; bukan berupaya mendapatkan hasil yang cepat alias "instant" tetapi tidak berkelanjutan dan tidak langgeng.

Arnold Mamesah - Masyarakat Infrastruktur Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun