Walaupun perdagangan global China yang mengalami surplus, ternyata cadangan devisa China mengalami penurunan yang terus berlanjut. Wajar jika kemudian muncul dugaan "something wrong" dalam perekonomian China. (Kajian tentang masalah internal China ada dalam artikel : Potret Perekonomian China, India dan Indonesia). Dampak dari kondisi internal China adalah "Capital Flight" yang kemudian sebagian hinggap dan diinvestasikan pada pasar finansial dan saham Indonesia dalam bentuk investasi portofolio (Baca artikel : Modal Tinggalkan China Pindah ke Indonesia).
Bagaimana dampak gejolak global pada nilai tukar ? Dalam melihat nilai tukar, perlu dilakukan secara utuh dengan memperhatikan neraca perdagangan dan faktor inflasi. Bank for International Settlement (BIS) menggunakan Indeks Real Effective Exchange Rate (REER) dalam menggambarkan fluktuasi nilai tukar. Peraga-3 memberikan gambaran yang mencakup 5(lima) mata uang utama global (yang digunakan dalam basket SDR IMF; terdiri dari USD, Euro, Japan Yen (JPY), China Renminbi (CNY), dan Great Britain Pound Sterling (GBP)), serta mata uang Rupiah (IDR).
Dari Peraga-3, dengan memperhatikan perubahan tahunan pada Juni 2016 (Year on Year Change), dua mata uang mengalami penurunan indeks masing CNY sebesar 5,1%, dan GBP sebesar 7,3%; sedangkan JPY, USD, Euro, dan IDR mengalami kenaikan indeks.
Berdasarkan 3(tiga) peraga di atas yang menggambarkan kondisi gejolak global, ternyata ada dampak positif bagi perekonomian Indonesia.
Pajak, Stimulus dan PartnershipÂ
Tabuhan gendang Tax Amnesty digaungkan pemerintah mulai dari Presiden Jokowi, Menteri Keuangan dan Direktorat Pajak tentunya. Dalam waktu yang bersamaan, pemerintah juga menerbitkan kebijakan yang berkesan pelonggaran pajak seperti PPh (Pajak Penghasilan) Final Penjualan Tanah dan Bangunan melalui Peraturan Pemerintah (PP) No. 34 Tahun 2016 tertanggal 8 Agustus 2016; rencana penurunan tarif pajak penghasilan badan usaha. Dalam kondisi penerimaan pajak yang tidak mencapai target, kebijakan yang berkaitan dengan PPh ini mendapatkan tanggapan negatif.Â
Tetapi jika dipahami secara utuh, sejalan dengan kebijakan stimulus yang telah dipilih akan berimplikasi penerimaan pajak untuk sementara akan mengalami tekanan. Pemahaman sederhana tentang kebijakan pelonggaran (stimulus) dan pengetatan (austerity) anggaran diberikan adalam Peraga-4.
Dengan memperhatikan Peraga-4, kebijakan pemerintah tentang PPh yang telah maupun akan ditetapkan bukan hal yang bersifat sporadis.