Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Konsultan - Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Intelconomix

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Moneter Mandul dalam Jebakan Likuiditas

19 April 2016   13:23 Diperbarui: 19 April 2016   16:00 672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada sisi lainnya, posisi cadangan devisa dan utang eksternal diberikan pada Peraga-2 di bawah ini.

[caption caption="Disiapkan Arnold M"]

[/caption]Sumber Informasi: Bank Indonesia - SULNI, Indikator Moneter, Biro Pusat Statistik. Penjelasan tambahan. Utang Jangka Pendek akan jatuh tempo kurang dari 1 (satu) tahun; Neraca Perdagangan Negatif (dalam tanda kurunghbermakna defisit.

Dari Peraga-2 dapat disimpulkan beberapa hal antara lain:

1. Terjadi pergeseran atau perubahan "term" atang dari jangka pendek menjadi jangka panjang yang maknanya penundaan utang yang jatuh tempo.

2. Tanpa pertambahan utang baru pada sektor Swasta / Private; sedangkan penambahan utang baru Pemerintah pada Januari 2016 (USD 1,3 Miliar) dan Februari 2016 (USD 3,4 Miliar). 

3. Pertambahan cadangan devisa terjadi bukan karena surplus perdagangan tetapi karena pinjaman, Dalam masa Triwulan-I 2016, surplus sekitar USD 1,68 Miliar; sementara pertambahan utang baru pemerintah sejumlah IDR 262 Triliun termasuk menyerap pinjaman dari World Bank sebesar USD 500 Juta.

4. Angka Surplus Perdagangan terjadi karena penurunan impor lebih besar daripada ekspor. Memang terjadi perubahan pada masa Maret 2016 dengan angka impor barang modal mulai naik, sementara ekspor juga naik dalam jumlah kecil; tetapi sulit berharap pada ekspor dalam kondisi global yang mengalami deflasi komoditas dan energi.

5. Belum ada aliran investasi modal asing dalam jumlah yang berarti (significant); ini dapat dipahami dari pertumbuhan utang eksternal dan surplus perdagangan. Selayaknya jika investasi bertumbuhan maka impor barang modal akan naik pesat sehingga timbul defisit.

Tidak Mungkin Anggaran Pemerintah Jadi Single Fighter

Tren tingkat inflasi memang turun dan kurs tukar menguat. Tetapi penurunan suku bunga melalui kebijakan penurunan BI Rate tidak langsung berdampak pada penurunan suku kredit bunga kredit terutama untuk investasi. Sehingga kebijakan moneter mandul untuk dapat menjadi stimulus pertumbuhan ekonomi. 

[caption caption="Ilustrasi: tutor2u.net"]

[/caption]Fenomena Jebakan Likuiditas (Liquidity Trap) bukan hal baru, mengutip kondisi yang digambarkan penerima Nobel Ekonomi 2008 Paul Krugman; dengan merujuk pernyataan John Meynard Keynes. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun