Mengkaji perekonomian tidak dapat mengandalkan informasi snapshoot atau penggalan data sesaat; tetapi perlu dikaji dalam suatu horison waktu agar mendapatkan substansi dan pembelajaran yang bermakna.
Kecuali India, perekonomian dalam ikatan BRICS mengalami tekanan pertumbuhan sejalan dengan penurunan pertumbuhan ekonomi China; sementara posisi defisit anggaran dan utang publik juga di atas ambang batas. (Lihat : IMF Data Mapper)
India dapat tetap bertumbuh walaupun mengalami tekanan inflasi akibat fluktuasi harga pangan' sementara defisit anggaran di atas 7% dan posisi utang pada tingkat 65,3% rentan terhadap gejolak. Hal yang serupa terjadi dengan perekonomian Malaysia dengan defisit anggaran 3,5% dan posisi utang 55%.
Bagaimana dengan perekonomian Indonesia ? Defisit anggaran 2016 diprakirakan 2,5% dan posisi utang dapat dilihat pada Peraga-5 di bawah ini.
[caption caption="Ilustrasi: djppr.kemenkeu.go.id"]
Sumber Informasi : Kementerian Keuangan - Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko
Peraga-5 menunjukkan posisi utang hampir 27% PDB, masih jauh di bawah ambang batas 60%.
Peraga-1 - 5 menampilkan data dari sumber resmi, sahih, transparan serta tersedia tanpa hambatan; untuk kemudian dikaji agar mendapatkan substansi dan konklusi. Kajian bukan bermaksud menyusun peringkat; tetapi jika kemudian melihat perbandingan dengan kondisi negara lain, selayaknya mengatakan kinerja perekonomian Indonesia KEREN !Â
Konklusi menjadi tidak bermakna tanpa langkah lanjutan demi tujuan strategik jangka panjang yang tertata dan terencana.
Â
Arnold Mamesah - Laskar Initiative