Sementara perekonomian China yang mengandalkan perdagangan global, kondisinya dapat dilihat pada Grafik-3.
Grafik-3 : China Export and Import Trend
Dari grafik-3, trend nilai ekspor China turun (pada grafik warna biru) sementara impor naik (pada grafik warna hijau).
Dalam masa 2015, China berupaya untuk menjaga nilai saham dengan melakukan intervensi, demikian juga pada pasar uang. Tindakan intervensi ini menguras sekitar 13,3% cadangan (Forex Reserve) China seperti diberikan pada Grafik-4.
Grafik-4 : China Forex Reserve (in USD Billion)
Nilai ekspor yang menurun dan cadangan yang berkurang, menunjukkan kerentanan perekonomian China yang berdampak penurunan ekspektasi dan kepercayaan terhadap perekonomian. Indikasinya tampak pada tekanan indeks bursa saham China.
Perekonomian Euro Area masih mengalami tekanan pertumbuhan dengan inflasi sangat rendah. Upaya ECB (European Central Bank) dengan "Easy Money Policy" melalui ekspansi Quantitative Easing pada 2016Â dilakukan untuk peningkatan pertumbuhan. Sementara tekanan utang terus mendera Yunani, Ukraina, Portugal, Islandia dan beberapa negara lainnya. Proyeksi kondisi perekonomian Euro Area diberikan pada Grafik-5 berikut ini.
Grafik-5 : Euro Area Economic 2016 Projection