Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Konsultan - Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Intelconomix

Selanjutnya

Tutup

Money

Moneter Ketat tidak Sinkron dengan Stimulus

2 Desember 2015   00:35 Diperbarui: 12 Desember 2015   12:41 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk melihat kemungkinan kenaikan suku bunga The Fed pada Desember 2015 mendatang, Grafik-2 memberikan indikasinya.

Sumber Informasi : Federal Reserve Bank of St. Louis - Economic Research

Dari grafik-2 dapat dipahami bahwa dalam setahun terakhir (Oktober 2014-2015), pendapatan (Earning) naik sekitar 2,3%, CPI (Consumer Price Index) naik hampir 2% sehingga jika dihitung dengan tingkat inflasi, pertumbuhan pendapatan dalam setahun terakhir kurang dari 1%. Kondisi ini tidak lebih baik daripada sebelum 2008; sementara kenaikan suku bunga acuan berimplikasi turunnya pertumbuhan pendapatan. Dengan demikian, menaikkan suku bunga acuan The Fed pada pertengahan Desember 2015 bukan keputusan yang tepat karena kondisi perekonomian US belum sepenuhnya pulih.

Dengan kondisi pertumbuhan perekonomian China masih tertekan dan keputusan The Fed yang masih akan menggantung berimplikasi gejolak akan selalu terjadi di pasar keuangan global.

Defisit Anggaran dan Utang

Kebijakan stimulus (pelonggaran anggaran) sudah menjadi pilihan. Dengan demikian, penerimaan negara (melalui pajak) akan berkurang dan tidak memenuhi target. Sementara, program pembangunan pemerintah harus tetap berlangsung agar pihak swasta dapat terus terdorong untuk melakukan kegiatan usaha. Paket stimulus yang diluncurkan belum akan segera meningkatkan nilai investasi langsung. Diprakirakan, defisit anggaran akan mencapai 2,7% dan untuk ditutup dengan pinjaman multilateral (ADB, World Bank). 

Penambahan utang akibat defisit ini tidak perlu dicemaskan karena defisit 2,7% masih dibawah ambang batas 3%. Sementara penambahan utang pemerintah tidak akan membuat rasio utang melonjak.

Gambaran posisi utang pemerintah terhadap GDP diberikan pada Grafik-3 dengan pembanding dari beberapa negara lain.

Sumber Informasi : IMF DataMapper

Dari grafik-3 beserta tabel, posisi rasio utang publik terhadap GDP (Gross Domestic Product atau PDB)  berada pada 24,96% (2014) masih jauh dari ambang batas 60%. Sementara rasio negara lainnya lebih tinggi (Brazil dan India lebih dari 60%).

Sudah selayaknya pemerintah bersikap lebih agresif dalam memanfaatkan utang agar rencana pembangunan terlaksana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun