Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Konsultan - Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Intelconomix

Selanjutnya

Tutup

Money

Gejolak Rupiah Akan Selalu Terjadi Tetapi ...

31 Oktober 2015   19:32 Diperbarui: 31 Oktober 2015   19:32 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Sumber Informasi : China State Administration of Foreign Exchange 

Sejak Juni 2014 hingga Agustus 2015 cadangan China berkurang sebesar USD 3.993 - USD 3.514 = USD 479 miliar, jumlah ini sudah mencakup USD 211 miliar dalam bentuk US Treasury Notes. 

Berkurangnya cadangan China tersebut diprakirakan untuk "menstabilkan" nilai tukar CNY. Sementara, gejolak yang terjadi pada pasar saham sejak Juni 2015 juga mengurangi cadangan demi untuk "mempertahankan" harga saham melalui "tindakan intervensi" pemerintah China. Intervensi ini menyebabkan turunnya kepercayaan para pelaku pasar.

Faktor IMF dan The Fed

Berdasarkan release IMF medio Agutus 2015, evaluasi untuk penambahan mata uang dalam SDR (Special Drawing Right) ditunda hingga September 2016. Namun pada awal pekan di penghujung Oktober 2015, muncul kabar bahwa keputusan IMF memasukkan CNY dalam SDR akan dilakukan pada November 2015. Dalam beberapa kebijakan, Bank Sentral China (PBOC) mengindikasikan kesiapannya dalam internasianalisasi CNY misalnya bekerjasama dengan Jerman dalam mendukung transaksi perdagangan melalui mekanisme CEINEX (China Europe International Exchange).

Dalam release The Fed US pada 28 Oktober 2015, dinyatakan bahwa kenaikan suku bunga acuan The Fed tetap akan memperhatikan "dual-mandate" yang diberikan kepada The Fed yaitu tingkat "unemployment" dan "inflation rate 2%"; dan keputusan akan diambil dalam pertemuan mendatang pada Desember 2015. Target tingkat inflasi 2% sulit dicapai akibat tekanan deflasi yang terjadi pada harga komoditas duniat dan implikasi dari "Strong USD" yang membuat tekanan pada produk ekspor di luar Amerika.

Jika dilihat indeks nilai tukar USD berdasarkan bobot perdagangan (Trade Weighted Currency Index) terhadap mata uang utama dan mata uang mitra dagang US lain, menunjukkan trend index menurun. (Lihat grafik-4).

Grafik-4 : Trade Weighted USD Index

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun