Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Konsultan - Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Intelconomix

Selanjutnya

Tutup

Money

Fallacy Cadangan Devisa dan Nilai Tukar

25 September 2015   20:31 Diperbarui: 27 September 2015   21:43 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Catatan. Ekspor dan Impor masa 2015, dengan hitungan rerata bulanan.

Dengan melihat prosentase pangsa ekspor dan impor pada regional Asia dan Timur Tengah (Middle East), defisit terjadi pada perdagangan antar negara Asean (khususnya Singapore) dan China serta Hongkong; sedangkan yang lainnya surplus.

Khususnya China dan Hongkong, nilai ekspor bulanan 10-11% dari nilai ekspor keseluruhan sedangkan nilai impor sebesar 25% dari nilai keseluruhan.

Hingga akhir Juli 2015, nilai ekspor(FOB) tahun berjalan sebesar USD 88,8 Miliar dan nilai impor (FOB) sebesar USD 79,9 Miliar. Dengan rasio sederhana, proyeksi hingga akhir tahun untuk ekspor barang (FOB) USD 154 Miliar dan import barang(FOB) USD 136 Miliar, sehingga diharapkan Neraca Pedagangan Barang mengalami Surplus sebesar USD 18 Miliar. Sementara untuk jasa, pada semester-I 2015 mengalami Defisit sebesar USD 4,5 Miliar, dan prakiraan selama 2015 sebesar USD 9 Miliar. Sehingga untuk perdagangan Barang & Jasa masa 2015 akan mengalami SURPLUS sebesar USD 9 Miliar.

Jika digunakan PDB 2014 sebesar USD 880 Miliar (Rujukan informasi : Bank Indonesia - SULNI - perhitungan rasio utang terhadap PDB), maka nilai ekspor dan impor barang masing-masing 17,5% dan 15,5% dari PDB (Produk Domestik Bruto).

Mengacu pada besaran ekspor atau impor terhadap PDB (maksimum 17,5%) serta defisit anggaran pemerintah yang besarnya sekitar 2,5% PDB, volatilitas USD sebenarnya hanya berkaitan dengan besaran yang tidak lebih dari 20% PDB.

Sehingga sangat tidak wajar jika 80% perhatian dicurahkan hanya untuk 20% PDB, Pareto Principle Fallacy (KELIRU).

Ancaman Penurunan Pertumbuhan Ekonomi China dan Cadangan Devisa

Sebelumnya, perlu dilihat pertumbuhan ekonomi Indonesia dan negara mitra perdagangan utama seperti pada grafik berikut ini.

Catatan. Sumbu kiri angka pertumbuhan PDB dalam prosen (%).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun