Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Konsultan - Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Intelconomix

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Sikap Konservatif Bank Indonesia Berdampak Krisis Kian Dalam

22 September 2015   03:00 Diperbarui: 22 September 2015   08:56 1202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3. Sejalan dengan nomor 2 diatas, sangat tidak relevan untuk menunjuk penurunan cadangan akan berdampak pada depresiasi nilai tukar IDR terhadap USD.

Berdasarkan grafik di atas, kebijakan dan tindakan Bank Indonesia dalam Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation) layak dikritisi dan dipertanyakan. Pernyataan BI yang menyanggah menggunakan strategi "silent devaluation" atau Currency Wars (pembiaran terjadin devaluasi atau penurunan nilai tukar agar produk ekspor dapat bersaing) tidak tepat bahkan kontradiksi.

Kondisi Dunia Usaha dan Rumah Tangga

Dunia usaha khususnya korporasi saat ini secara umum mengalami Resesi Neraca (Balance Sheet Recession). Kondisi ini terjadi akibat depresiasi nilai tukar yang pada tiga tahun terakhir besarnya pada rentang 12%-15% per tahun. Sementara kondisi permintaan pasar yang stagnan atau bahkan tertekan membuat pendapatan usaha menurun. Menghadapi kondisi yang demikian, dunia usaha cenderung untuk melakukan pengetatan anggaran belanja, mengupayakan pembayaran kewajiban utang (pokok dan bunga), mengurangi kegiatan usaha, enggan melakukan investasi dan tidak menarik pinjaman dari bank. 

Rendahnya kegiatan investasi baik melalui kredit perbankan maupun pinjaman eksternal dapat dilihat pada grafik berikut ini.

Catatan. Sumbu kiri adalah besar kredit perbankan nasional dalam satuan IDR Juta.

 

Catatan. Sumbu kiri adalah besar pinjaman eksternal dalam USD Juta.

Pertumbuhan investasi swasta (private) dengan menggunakan pinjaman eksternal rendah dan dalam 2 (dua) tahun 9,1% atau kurang dari 5% per tahun; pertumbuhan utang pemerintah 6% pertahun (sebagian untuk menutup defisit anggaran).

Dari dua grafik beserta penjelasan, dapat disimpulkan bahwa investasi swasta dan aktivitas kegiatan pembangunan pemerintah sangat berkaitan. Swasta akan giat berinvestasi jika kegiatan pembangunan pemerintah tinggi walaupun untuk melakukan hal tersebut pemerintah harus berutang. Sementara investasi baru dan ekspansi usaha swasta membutuhkan dukungan ekspansi kredit perbankan.

Rendahnya pertumbuhan investasi dan pertumbuhan utang pemerintah akan berdampak pada penambahan lapangan kerja dan serapan tenaga kerja. Bahkan, penurunan kegiatan usaha berdampak pemutusan hubungan kerja (PHK).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun