Â
Kondisi Makro EkonomiÂ
Melihat kondisi perekonomian tidak layak hanya berdasarkan asumsi dan informasi sesaat serta konklusi yang diambil. Potret makro perekonomian Indonesia secara faktual dapat dilihat pada grafik berikut dengan beberapa penjelasan. (sumber informasi : data Bank Indonesia, Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia).
Grafik Ekspor Impor dan Surplus Perdagangan
Â
Grafik Simpanan dan Kredit
Â
Dari dua grafik di atas dapat dipahami hal berikut ini.
1. Dalam masa 5 (lima) bulan hingga Mei 2015, terjadi surplus pada neraca perdagangan dan suatu hasil yang positif. Memang terjadi penurunan pada nilai ekspor, juga nilai impor yang lebih banyak turun. Pembelajarannya adalah terjadi koreksi pada perilaku masyarakat untuk memperhatikan produksi dalam negeri sebagai pengganti barang impor, juga pengutamaan dalam memilih produk lokal; yang selanjutnya akan meningkatkan kemampuan dan produksi. Sedikit catatan, penurunan impor migas berkontribusi juga pada penurunan nilai. Tantangannya pada peningkatan nilai ekspor.
2. Simpanan (deposit) bertambah tetapi peningkatan kredit investasi kecil. Selayaknya kredit investasi, khususnya pada sektor produksi, perlu meningkat banyak agar dapat menaikkan output (Lihat artikel : Terobosan Suku Bunga Sebagai Antisipasi Krisis). Khusus pada peningkatan simpanan, seperti penjelasan pada Kontradiksi Penghematan (Paradox of Thrift), kondisi ini tidak perlu terjadi dalam keadaan resesi atau penurunan pertumbuhan perekonomian. Seharusnya, terjadi penurunan jumlah simpanan karena digunakan untuk belanja.
Kondisi lain dapat dilihat pada penjelasan berikut.