"Iya maaf bu kalau saya lancang. Tentu, siapa yang tidak mau bebas dari tahanan. Siapa juga, yang tidak ingin pulang ke rumah dan berkumpul dengan orang-orang yang kita sayangi. Semua pasti menginginkan itu. Jangankan saya, mereka di sana sangat menginginkan kebebasan ini." Ucap Isak sambil menunjuk ruang tahanan di sebelah kirinya.
"Kami tahu kapan dan bagaimana setiap tahanan dibebaskan karena sesungguhnya di sini adalah tempat untuk mendidik masyarakat. Agar kelak, keluar dari tempat ini orang tersebut tidak lagi melakukan perbuatan yang sama--sudah berubah. Tapi saya bingung, apa yang Anda inginkan sehingga dibebaskan malah Anda ngotot tetap tinggal di sini." Balasnya.
"Bukan saya mau tinggal dalam tahanan. Kalau ada pekerjaan, saya ingin bekerja dan tinggal di sini walau tanpa gaji. Di luar sana makan sehari saja susah, pekerjaan apalagi." Isak sambil memohon kepada Polisi wanita itu.
****
"Atasan saya mengizinkan Anda bekerja di sini. Kebetulan di kantor kami sedang membutuhkan petugas kebersihan. Tapi apakah Anda mau bekerja sebagai petugas kebersihan?" Polwan itu memberikan tawaran kepada Isak.
"Tidak masalah yang penting diberikan saya makanan dan tempat tinggal gratis, itu sudah lebih dari cukup. Kalau tidak ada makanan, cukup bu polwan tersenyum padaku," gombal Isak.
"Berani sekali bibirmu itu. Sudahlah, mau kerja tidak?" Sambil memberikan sapu lidi.
"Iya, saya mau."
"Jangan simpan di hati bu polwan nanti kebawa mimpi," teriak Isak. Polisi itu menoleh sambil tersenyum manja pergi meninggalkan Isak.
Bersambung....
Weda, 2 Desember 2023
Arnol Goleo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H