Mohon tunggu...
Arnita Amelia Azizah
Arnita Amelia Azizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Ekonomi Pembangunan, Universitas Lampung

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pengaruh Distribusi Pendapatan Terhadap Ketimpangan Ekonomi Di Lampung : Analisis Teori Klasik

11 Desember 2024   14:59 Diperbarui: 11 Desember 2024   14:59 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Sakila Fajrin (2311021095), Arnita Amelia Azizah (2311021102), Naila Artamevia (2311021103), Andre Kurniawan (2351021016)

Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Lampung

PENDAHULUAN

Distribusi pendapatan adalah pembagian kekayaan atau pendapatan di antara individu, kelompok, atau sektor dalam suatu masyarakat. Ini adalah topik penting dalam ilmu ekonomi karena menunjukkan tingkat kesenjangan dan kesejahteraan sosial di masyarakat. Sebuah kondisi di mana terdapat perbedaan yang signifikan dalam distribusi pendapatan, kekayaan, dan akses terhadap sumber daya ekonomi di antara individu, kelompok, atau wilayah dalam suatu masyarakat dikenal sebagai ketimpangan ekonomi.

Tidak meratanya Distribusi pendapatan di Lampung berdampak langsung pada tingkat ketimpangan ekonomi, baik di kota maupun di desa, serta antara kelompok masyarakat dengan berbagai akses modal dan sumber daya. Ketika kelompok tertentu memiliki lebih banyak pendapatan atau kekayaan dibandingkan kelompok lain, terjadi ketimpangan ekonomi. Sangat penting untuk mempelajari pengaruh distribusi pendapatan dan ketimpangan ekonomi di Lampung karena distribusi pendapatan yang lebih merata dapat membantu pembangunan ekonomi yang lebih inklusif, yang memungkinkan seluruh wilayah dan kelompok masyarakat di Lampung untuk berpartisipasi dan memperoleh manfaat dari pembangunan tersebut dengan pemerataan distribusi pendapatan masyarakat di berbagai wilayah dapat berpartisipasi aktif dalam mengembangkan sektor unggulan Lampung, yang pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. 

Masyarakat dari berbagai daerah di Lampung memiliki kesempatan untuk berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan sektor unggulan Lampung, yang pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi kota. Terlepas dari fakta bahwa Lampung adalah salah satu penghasil kopi terbesar di Indonesia, tingkat kemiskinan di daerah pedesaan masih jauh dari tingkat yang patut diharapkan. Masyarakat pedesaan Lampung yang bergantung pada kopi sebagai sumber pendapatan utama sangat rentan terhadap fluktuasi harga kopi di seluruh dunia. Ketika harga kopi di seluruh dunia turun, penghasilan petani juga turun drastis. Mayoritas petani kopi Lampung masih menggunakan teknik pertanian konvensional yang menghasilkan hasil yang rendah. Selain itu, akses ke informasi pasar dan teknologi modern seringkali terbatas. 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan badan pusat statistik provinsi Lampung, pada tahun 2023 gini ratio untuk perdesaan menunjukkan angka 0,287% dan untuk perkotaan menunjukkan angka 0,359%. Pada tahun 2024 gini ratio untuk perdesaan menunjukkan angka 0,257% dan untuk perkotaan menunjukkan angka 0,323%. Apabila gini ratio = 0 ketimpangan pendapatan merata sempurna, artinya setiap orang menerima pendapatan yang sama dengan lainnya. Apabila gini ratio = 1 ketimpangan pendapatan tidak merata sempurna, artinya pendapatan hanya diterima oleh satu atau satu kelompok saja dan yang lainnya tidak sama sekali. Berdasarkan data statistik diatas dapat diketahui bahwa distribusi pendapatan belum merata secara sempurna baik di perkotaan maupun di perdesaan. Namun, terlepas dari semua itu pemerintah provinsi Lampung terus berupaya dalam menangani ketimpangan ekonomi akibat distribusi pendapatan yang tidak merata sepenuhnya. Yaitu dengan realisasi belanja daerah sekitar 73,64% dari pagu, tumbuh 11,19%(yoy). Belanja pemerintah pusat dan transfer ke daerah mendukung program prioritas yang berfokus pada Pembangunan insfrastruktur dan pemberdayaan Masyarakat. Tidak hanya di perkotaan, di perdesaan program dana desa mencapai Rp2.190,64 miliar, dengan focus utama yaitu Pembangunan insfrastruktur, pemberdayaan masyrakat, dan pengembangan badan usaha milik desa (BUMDes). Karena yang kita tahu terdapat beberapa desa/daerah yang Pembangunan infrastruktur yang kurang merata.  

1. Ketimpangan Distribusi Pendapatan dalam Perspektif Teori Klasik

Teori ekonomi klasik, yang dikembangkan oleh tokoh yaitu Adam Smith, David Ricardo, dan John Stuart Mill, menjelaskan bahwa pendapatan dihasilkan oleh tiga faktor produksi utama: tenaga kerja, modal, dan lahan. Distribusi pendapatan yang tidak merata sering kali terjadi karena ketidakseimbangan dalam penguasaan ketiga faktor produksi ini.

Kita dapat melihat bahwa penguasaan sumber daya alam, terutama di bidang pertanian dan perkebunan, sangat terkait dengan ketimpangan distribusi pendapatan di Lampung. Pemilik modal dan lahan besar cenderung mendapat keuntungan yang lebih besar, sementara petani kecil yang bekerja di lahan terbatas hanya menerima sebagian kecil dari hasil produksi. Ini menunjukkan ketidakadilan dalam distribusi hasil ekonomi, yang sesuai dengan pandangan David Ricardo, yang menekankan bahwa pemilik lahan dan modal cenderung mendapat keuntungan yang lebih besar, sedangkan petani, hanya menerima gaji yang lebih kecil.

2. Dampak Ketimpangan Ekonomi di Lampung

Ketimpangan ekonomi yang terjadi di Lampung membawa berbagai dampak negatif yang mempengaruhi pembangunan ekonomi dan kualitas hidup masyarakat. Beberapa dampak utama dari ketimpangan distribusi pendapatan adalah:

*Daya beli masyarakat yang menurun: Orang-orang dengan pendapatan rendah, terutama di daerah pedesaan, tidak memiliki daya beli yang cukup untuk menggerakkan ekonomi lokal. Ini menghambat pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dan memperlebar perbedaan antara orang kaya dan miskin. 

*Ketidakmerataan pembangunan: Wilayah perkotaan (seperti Bandar Lampung) memiliki lebih banyak sumber daya, sementara daerah pedesaan memiliki lebih sedikit infrastruktur dan fasilitas publik. Ini memperburuk perbedaan antara wilayah yang berkembang dan yang tertinggal. 

*Urbanisasi yang tidak terkendali: Urbanisasi adalah hasil dari ketimpangan yang terjadi, di mana orang dari daerah pedesaan berbondong-bondong mencari pekerjaan di kota, menambah beban kota besar meskipun di desa tidak ada perkembangan yang signifikan.

*Mobilitas sosial yang rendah: Orang-orang yang tinggal di daerah dengan akses ekonomi terbatas tidak memiliki banyak kesempatan untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Ini membatasi pergerakan sosial dan memperburuk ketimpangan antar-generasi.

Berdasarkan teori klasik, ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengurangi ketimpangan distribusi pendapatan di Lampung:

1. David Ricardo

Ricardo menyatakan bahwa distribusi pendapatan dipengaruhi oleh tiga kelompok utama: pemilik tanah (rentier), kapitalis (pemilik modal), dan pekerja. David Ricardo juga berpendapat bahwa apabila distribusi faktor produksi lebih merata, maka ekonomi secara keseluruhan dapat tumbuh lebih inklusif.

Solusi yang dapat berikan dari teori klasik David Ricardo:

*Reformasi agraria dan distribusi lahan yang lebih adil: Salah satu cara untuk mengatasi ketimpangan ekonomi di sektor pertanian adalah dengan memberi petani kecil akses yang lebih besar ke lahan. 

*Peningkatan akses ke pendidikan dan pelatihan keterampilan: Salah satu cara untuk meningkatkan pendapatan masyarakat miskin adalah dengan meningkatkan akses ke pendidikan dan pelatihan keterampilan di daerah pedesaan. Hal ini akan meningkatkan peluang bagi masyarakat untuk berkontribusi pada ekonomi yang lebih produktif dan mengurangi ketergantungan mereka pada sektor pertanian yang tidak stabil.

2. Adam Smith

Menurut Smith, distribusi pendapatan yang tidak adil dapat dicegah jika pasar bekerja secara efisien. Namun, ia juga menekankan perlunya pembatasan kekuatan monopoli yang dapat menciptakan ketimpangan.

Solusi yang dapat berikan dari teori klasik David Ricardo:

*Mendorong persaingan sehat: Mengurangi monopoli dan oligopoli di bidang penting seperti perdagangan dan pertanian.

*Peningkatan akses pasar: Membangun infrastruktur yang menghubungkan daerah terpencil Lampung ke pusat ekonomi akan memungkinkan petani dan pelaku usaha kecil menjual barang mereka dengan harga yang lebih baik.

*Program subsidi sosial: Untuk mendorong masyarakat berpendapatan rendah, seperti petani kecil, untuk meningkatkan kesejahteraan mereka, pemerintah dapat meluncurkan program subsidi atau bantuan sosial. Ini sejalan dengan gagasan Adam Smith, yang mengusulkan bahwa pemerintah harus terlibat dalam distribusi sumber daya yang adil.

KESIMPULAN

Ketimpangan ekonomi yang signifikan di Lampung disebabkan oleh distribusi pendapatan yang tidak merata, terutama antara kota dan pedesaan. Bergantung pada sektor pertanian, khususnya kopi, yang rentan terhadap fluktuasi harga global, membebani ekonomi masyarakat pedesaan. Menurut teori klasik, ketidakmerataan dalam penguasaan faktor produksi seperti lahan, modal, dan tenaga kerja menyebabkan ketimpangan ini. Ketidakmerataan pembangunan, urbanisasi yang tidak terkendali, daya beli masyarakat yang menurun, dan terbatasnya mobilitas sosial adalah beberapa dampak dari ketimpangan ini. Untuk mengatasi ketimpangan ekonomi di Lampung, pemerintah, bisnis, dan masyarakat harus bekerja sama. Semua pihak harus berkomitmen untuk membuat kebijakan yang mendukung pemerataan distribusi pendapatan, membangun infrastruktur yang merata, dan memberi masyarakat kesempatan yang lebih besar untuk mengembangkan potensi ekonomi mereka. Dengan begitu, ini akan memungkinkan kita untuk mencapai pembangunan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan yang akan menguntungkan seluruh masyarakat Lampung.

SUMBER RUJUKAN 

Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. (2024, 1 Juli). Pada Maret 2024, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Lampung yang diukur menggunakan Gini Ratio adalah sebesar 0,302.

Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Provinsi Lampung. (n.d.). Pemerintah Provinsi Lampung terus berupaya tingkatkan pertumbuhan ekonomi.

Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Lampung. (2019). Kajian ketimpangan di Provinsi Lampung. Pemerintah Provinsi Lampung.

Yuli Fitri. (2015). Analisis pengaruh distribusi pendapatan terhadap tingkat kesejahteraan di Bandar Lampung. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Smith, A. (1776). An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations. London: W. Strahan and T. Cadell.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun