Mohon tunggu...
Sabarniaty Saragih
Sabarniaty Saragih Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu rumah tangga dengan tiga anak

Tampil apa adanya dan selalu berusaha melakukan yang terbaik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Akulah Si Perawan Tua

12 Agustus 2020   14:58 Diperbarui: 13 Agustus 2020   08:29 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Papa Mama tahukan statusnya?", kataku memastikan. Sedikit tidak rela sebenarnya jika keponakanku yang cantik dan punya karir bagus harus berjodoh dengan duda. Tapi apa daya kalau itu sudah pilihannya.

Aku, Dearni, Bogor

November tahun ini usiaku genap 48 tahun. Belum menikah dan sudah lama menjomblo.

Siang tadi aku bertemu keponakanku Christy dan calon suaminya. Aku tak menampik kalau calon suaminya terlihat berkharisma. Mungkin itu juga yang dirasakan Christy. Tapi aku masih terganggu dengan status dudanya. Tidak banyak yang kami bicarakan tadi, hanya sedikit tentang rencana pernikahan mereka.

Mamanya Christy, kakakku bercerita kalau calon menantu kami adalah duda beranak 5 tapi semua anaknya tinggal bersama istrinya. Dia dan mantan istrinya sudah sering bertengkar dari dulu, dan istrinya yang minta bercerai. Mantan istrinya kembali ke rumah orangtuanya di Surabaya.

Zahra, tinggal di Surabaya, bercerai dan memiliki 5 orang anak. Mengaku lari dari rumah dalam keadaan hamil karena tidak kuat lagi dengan perselingkuhan suaminya.

Christy, diijinkan menikah dengan duda hanya karena keluarga takut dia akan menjadi perawan tua seperti tantenya, Aku.

Yusuf, lelaki yang dikhianati istrinya pernah mencuri hati si Perawan Tua. Walaupun mereka merasa ada kecocokan tapi mereka terbentur perbedaan agama hingga mereka harus cukup puas dalam status persahabatan.

"Ni, kalau kau tidak percaya mantan suamiku homo, aku kirim foto pasangan homonya"
, begitu bunyi WhatsApp Mely. Tidak lama kemudian aku menerima sebuah foto.

Andre. Aku zoom foto yang baru dikirim Mely. Benarkah ini Andre? Tidak mungkin, tidak mungkin Andre seorang homo. Andre pernah 5 tahun mengisi hari-hariku. Dan dialah yang membuatku belum move on sampai saat ini padahal sudah berpuluh tahun.

Saat itu hubungan kami sudah serius, atau setidaknya aku sudah menganggapnya serius. Aku masih menjaga nasehat orangtuaku yang menganggap keperawanan adalah hal penting dalam memulai sebuah pernikahan. Sebenarnya berkali-kali Andre mengajakku berhubungan badan tapi aku ingat nasehat orangtuaku dan aku selalu menolak ajakan Andre. Hingga suatu kali Andre marah karena kutolak. Dan sejak saat itu kami putus.

Kabar terakhir yang kudengar Andre belum juga menikah. Dan sekarang aku terkejut mendengar kabar dari Mely. Andre homo? Sejak kapan? Bukankah ketika denganku dia malah sering mengancamku untuk berhubungan badan hingga akhirnya dia memutuskanku? Aku tidak habis pikir.

Otakku penuh dengan semua bayangan mereka. Mereka yang hatinya terkoyak dan juga yang sedang bahagia. Lantas aku harus bagaimana? Sepertinya aku harus cukup puas dengan statusku sekarang, Akulah Dearni si Perawan Tua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun