"Tidak masalah, dia diakui anak oleh mantan suami", jawabnya singkat.
"Duh turut bersimpati ya. Semoga sehat dan lancar sampai persalinan. Anak-anak tanggapannya gimana?", lanjutku.
"Alhamdulilah mereka mengerti", jawabnya.
Christy, Palembang
"Halo Tante apa kabar?", suara keponakanku yang paling tua diujung telepon.
"Halo Kakak", jawabku. Karena keponakan tertua kami lebih sering memanggilnya Kakak.
"Senang banget nih suaranya, pasti kabar baik", kataku.
"Iya dong, makanya aku tidak sabar ngasitau Tante",lanjutnya.
"Naik jabatan? Dapat kerjaan baru atau apa nih?", kataku mencoba menebak.
"Bukan, aku mau nikah hihihi...", ucapnya senang tapi malu-malu.
"Wahhhh... Wah...wah...Tante keduluan lagi. Tapi Tante senang kok. Papa Mama sudah tahu kan?", tanyaku.
"Sudah kok. Ini sudah mulai persiapannya, nanti Tante pasti dikabari Mama. Masih 3 bulan lagi. Minggu depan aku mau ke Jakarta, dinas. Aku sekalian kenalin dia ke Tante ya", katanya.
"Oke, Tante sudah tidak sabar pengen kenalan sama calon menantu. Pasti cakep nih", kataku dengan riang.
"Hehe...cakep lumayanlah. Aku suka dia karena orangnya bersikap dewasa, ngemong banget sama aku. Tapi...",katanya ragu.
"Tapi apa? Kamu tidak hamil duluan kan?", tanyaku to the point.
"Ihhh enggaklah. Tapi dia duda", jawabnya dengan nada rendah.