Mohon tunggu...
Arman Sitorus
Arman Sitorus Mohon Tunggu... -

Kita merasa kurang bukan karena tak mampu, tapi kurang mensyukuri apa yang ada sekarang.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

BLT Poniyem

22 Oktober 2015   00:24 Diperbarui: 22 Oktober 2015   00:55 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

“Wah kalau itu saya enggak tahu,itu urusan pusat.”

“Aku ini orang miskin Mas,suamiku dah mati,aku harus menanggung lima anak dan si mbok yang tua!”

“Maaf Mbak Poni,silahkan tanya ke kelurahan atau ke kantor Badan Pusat Statistik kabupaten. Kasihan yang antri di belakang.”

            Lesu,pucat Poniyem menyingkir dari antrian. Ia tak sanggup berpikir lagi. Kok diblokir? Dimana salahnya? Ia meletakkan pantatnya di lantai tak dihiraukannya orang yang melintas menatapnya heran. Selintas terbayang senyum ke lima anaknya dan si mbok waktu mengantarkannya tadi pagi. Sejurus kemudian Poniyem berdiri,berjalan tegap menuju ruang kepala! Ia menerobos,nyelonong masuk berhadapan dengan pak Aldi. Pak Aldi kaget sejenak ia hendak marah. Namun begitu melihat wajah Poniyem yang memelas,lucu! make-upnya yang luntur berlepotan keseluruh wajahnya pak Aldi menahan tawa mempersilahkan Poniyem duduk menanyakan keperluannya.

“Pak,aku ini miskin,anakku lima,aku harus juga menanggung si mbok yang sudah tua suamiku sudah mati tiga tahun lalu. Mengapa kartuku diblokir?”

“Sebentar…” pak Aldi menyuruh petugas mengambil arsip Poniyem.

“Buk Iyem…”

“Maaf Pak panggil aku Mbak poni saja.”

“Mbak Poni dicatatan ini tertera.lantai rumah Mbak Poni sudah berkeramik Benar?”

Poniyem mengangguk.

“Di sini juga tertera Mbak sudah memiliki sepeda motor. Benar ?’

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun