Mohon tunggu...
Arman Sagan
Arman Sagan Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Pengamat Kehidupan, Abdi Negara, Petugas Pemasyarakatan

Karena ku ingin menulis maka aku menyimpan kata, menaruhnya rapih di almari benak, tuk kelak menumpahkannya lewat aksara yang berbaris, ber'shaf, berlapis, dan kuharap bermakna.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Metamorfosa Kata Anjay

9 September 2020   13:44 Diperbarui: 9 September 2020   13:44 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

anjir/anjrit digunakan dalam mengungkapkan ekspresi kesal, marah, sebal, kecewa

anjay digunakan dalam mengungkapkan ekspresi terkejut, salut, kagum, pujian atau sanjungan akan sesuatu

pengelompokkan kata di atas tidaklah bersifat baku, karena memang kedua kata di atas juga bukanlah kata baku.

Anjay sebagai wujud Dinamika Bahasa 

 Dalam perspektif bahasa yang telah kita bahas di awal tulisan, kata anjay merupakan salah satu bagian dari dinamika bahasa, yang berubah seiring dengan waktu sesuai dengan pemahaman atau pemikiran penuturnya. Definisi bahasa itu sendiri memang merujuk pada cara suatu masyarakat untuk berkomunikasi, bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. 

Menganggap suatu kata sebagai bahaya, bukanlah pendekatan yang tepat, karena kata tidak pernah lepas dari maknanya, dan bahasa sebagai tempat kata hidup mensyaratkan akan adanya perubahan makna, sehingga makna suatu kata dapat berubah-ubah seiring jaman.

Mempersoalkan sebuah kata apalagi mengaitkannya dengan tindak pidana justru akan membuat sebuah kata kehilangan maknanya dan mengancam kreativitas petutur yang sesungguhnya adalah nafas dari bahasa itu sendiri.

Kita mengetahui bahasa Indonesia itu sendiri diangkat dari bahasa pergaulan, bukan berasal dari kalangan kasta tinggi atau golongan atas di masyarakat melainkan dari bahasa yang sering dipakai di pasar. 

Bahasa Indonesia pun tidak mengenal tingkatan derajat, siapapun dari golongan ekonomi, sosial, pendidikan apapun bisa menggunakan bahasa yang persis sama. 

Hal ini tidak terlepas dari fungsinya sebagai pemersatu bangsa memberikan perasaan sejajar, senasib, sepenanggungan sehingga memperkuat ikatan kebangsaan.

Dalam perspektif ini, mempersoalkan kata justru dapat menjadi ancaman bagi disintegrasi bangsa. Meskipun begitu kita tidak bisa menyalahkan pihak yang khawatir bahwa penggunaan kata yang dianggap kasar dapat memberikan pengaruh negatif bagi generasi penerus bangsa. Kekhawatiran ini mesti ditanggapi secara wajar, tanggapan yang berlebihan bahkan sampai pada tahap perundungan (bully) terhadap pihak-pihak yang memulai polemik ini, sangatlah tidak perlu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun