Mohon tunggu...
Dicky Armando
Dicky Armando Mohon Tunggu... Administrasi - Orang Biasa

Hamba Allah subhanahu wa ta'alaa.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Taman Baca Tak Akan Menjadi Solusi Jika Dibiarkan Mati Sesak Nafas

10 Juli 2024   10:48 Diperbarui: 10 Juli 2024   17:19 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber foto: Instagram @kalbarmembaca
Sumber foto: Instagram @kalbarmembaca

Satu tahun setelah kegiatan lapak tersebut, Varli Pay Sandi mengubah sebagian bangunan rumahnya menjadi Taman Baca Masyarakat (TBM) yang bisa diakses siapa pun, khususnya anak-anak yang tinggal di sekitar rumahnya.

Kami semua sepakat menyebut TBM tersebut dengan nama "Sarang". Lebih lengkap informasi tentang Sarang sudah pernah saya tulis di Kompasiana, silakan cek tulisan tersebut di sini.

Di Sarang, pengunjung tidak hanya disuguhkan buku-buku, baik dari penulis lokal maupun luar Kalbar, namun juga dapat mengikuti diskusi berkualitas yang diselenggarakan oleh para pengurus.

Kala itu, Sarang sering didatangi para pegiat literasi dari seantero wilayah Kota Pontianak, sehingga secara otomatis menciptakan ekosistem yang unik.

Pada kondisi inilah, para pengunjung tak sekadar membaca buku, namun juga bisa bertukar pikiran tentang buku yang ia baca atau membahas hal-hal lain seputar ilmu pengetahuan, bisnis, dan sebagainya.

Tentu saja metode investasi agar bisa sejahtera di masa tua tidak diajarkan banyak, atau mungkin tak pernah diajarkan sama sekali, di lingkungan sekolah formal. Maka di Sarang, pengunjungnya dapat bertanya secara gratis jika kebetulan ahlinya sedang berkunjung.

Banyak juga pertanyaan, kala itu, dari anak-anak SMA apakah mereka bisa menerbitkan buku dengan biaya yang bersaing. Di Sarang inilah terdapat jawabannya. Nasihat yang dibutuhkan akan mereka dapatkan secara gratis dan tuntas.

Namun, seperti urusan-urusan yang didasari keikhlasan semata lainnya, Sarang juga disertai kelemahan. Misalnya, tidak selalu ada narasumber di Sarang ketika ada pemuda-pemuda yang ingin berdiskusi, karena kami memang tidak mungkin memaksa narasumber tersebut untuk datang pada hari-hari tertentu tanpa keuntungan ekonomi baginya.

Terkadang juga Sarang kehabisan sumber daya untuk sekadar menjamu tamu-tamu "elite" yang berkunjung dan memberikan diskusi gratis sesuai bidang keilmuan mereka.

Maka jika muncul pertanyaan seperti ini: "Apakah taman bacaan bisa menjadi harapan baru di dalam dunia pendidikan?" 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun