Mohon tunggu...
Arman Batara
Arman Batara Mohon Tunggu... Editor - Penggiat Literasi Media

Tak ada manusia yang mampu menghindari dari kematian. Lantas, apa yang akan kamu sombongkan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Tak Tahan Menahan Rasa "Jomblo" Akhirnya Dia Menikah

24 Agustus 2020   01:35 Diperbarui: 24 Agustus 2020   03:01 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah ganti pakaian suasana yang begitu mencekam pun hadir, harus berhadapan dengan penghulu. Dari awal aku tak pernah mempersiapkan mental bagaiman menghadapi penghulu dan bagaimana berucap mengucapkan Ijab Qobul yang baik dan benar.

Seebelum itu,  aku dipandu oleh penghulu mengucapkan Ijab Qobul sampai dua kali aku latihan pengucapan Ijab Qobul. Penghulu bertanya "Sudah siap," sudah jawabku dengan keyakinan tingkat tinggi.

Disitulah suasana yang begitu membuatku gemetaran, badan ku berasa panas dingin. jantungku sudah tak jelas apa dia sudah jatuh apa masih menempel, Saat aku dikatakan gagal atau tidak sah saat mengucapkan Ijab Qobul yang pertama.

Lalu aku pun bersiap-siap mengucapkan Ijab yang kedua kali, saat tek (sulit menuliskan saat jempol penghulu ada dijempolku) bla, bla, bla, (Ntah lupa pengucapan Ijab Qobul dalam pernikahan) lalu mengucapkan Ijab Qobul yang kedua dan itupun gagal atau tidak sah.

Seorang pemuka agama di kampungku  yang ada disebelah sisiku berkata "Jang nginum heula," (dalam bahasa Sunda) lalu aku pun minum. Sebelum dilanjut yang ketiga pemuka agama yang ada disisiku memberikan nasihat, ntah itu nasihat atau itu ancaman.

"Jang kalau yang ketiga kali ini gagal/tidak sah, kayanya Ujanh harus mandi dulu," kata pemuka agama tersebut berbicara didepan orang banyak dan didepan calon mertuaku.

Perasaanku semakin tak jelas, muka ku pun berubah merah, tau merah api apa gincu wah entahlah. Dalam pikirku bagaimana kalau yang ketiga ini gagal? pasti aku disuruh mandi wah bisa jadi omongan netizen Budiman satu negara se tanah air.

Mau ditaro dimana mukaku? (Emang muka bisa dipindah) gumam dalam hatiku bagaima perasaan orang tauku, perasaan Nurlela dan calon mertuaku kalau tidak sah yang ketiga kali.

Lalu ada seorang perempuan dari belakang berbisik kepadaku "Renom Istigfar Renom," lalu aku pun mengucapkan Astagfirelloh al adzim hampir sekitar tiga kali dan mengucapkan lapad Allah.

Dan ku sedot lagi air putih dari aqua gelas yang sengaja disedia kan untukku. Lalu aku pun kembali di pandu oleh penghulu, kali ini penghulu agak sedikit lambat tak seperti yang pertama dan kedua yang begitu cepat memanduku.

Lalu terdengar penghulu dengan ucapan seakan bertanya Syahh?? Syahh, syahh, syahh, jawab semua yang ada di ruangan  Mushola tersebut. Sambil disambut kata syukur kepada Tuhan alhamdulillah, , alhamdulillah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun