duduk bersila saling bertumpu
dua untai kalung melilit di lehernya
temuan kuno di candi gumpung
......
maka, lekas kuukir ribuan wajahmu
dengan pallawa
Rini ingin mengatakan sebuah arca selain mengalami korosi akibat cuaca, juga dapat hancur karena ulah manusia, hal ini terbaca dalam ungkapan //aku melihat bayang wajahmu/ mengganti kepala prajnaparamita/ dengan setangkai padma di sisi arca/... dan memang ada sejumlah arca baik di Jawa maupun Sumatra yang dibubuhi inskripsi-inskripsi kuno, sebagai cerminan situasi sosial-politik pada zaman itu.
Tribhuwanottunggadewi dalam Imaji
Sebenarnya kajian arkeologi yang dihasilkan oleh arkeolog dapat membantu masyarakat dalam mendapatkan intepetrasi tentang kehidupan masa lalu. Kemarin ketika pelaksanaan Dharma Shanti Nyepi 1939 Saka Tingkat Provinsi Jawa Timur, saya mendapatkan kepercayaan dari panitia untuk menulis skenario sekaligus menjadi sutradara tari kolosal. Kesempatan emas itu saya jadikan sebagai media publikasi dan sosialisasi tentang narasi sejarah Majapahit berdasarkan data arkeologi yang valid.
Akhirnya setelah merenung dan mencari referensi sejenak, saya memutuskan untuk mengangkat ketokohan dari Tribhuwanottunggadewi Jayawisnuwarddani dalam kancah perpolitikan Majapahit dan tari kolosal itu berjudul "Kidung Maha Wilwatikta". Sebagaimana diketahui bahwa dalam cerita maninstream yang diangkat ke dalam teater rakyat seperti Janger ala Banyuwangi dan Ketoprak, sosok Ratu Kencana Wungu sangat populer sebagai ratu Majapahit, padahal tokoh itu diangkat hanya berdasar pada gugon tuwon yang berkembang dari mulut ke mulut saja.
Ketika memerintah Majapahit, Tribhuwanottunggadewi Jayawisnuwarddani dibantu oleh suami dan sejumlah punggawa seperti Gajah Mada dan suaminya Krtawarddhana. Selain itu, sang ibu Gayatri tidak lupa selalu membimbing anaknya tersebut agar menjadi seorang pemimpin yang bijak dan bajik.