Mohon tunggu...
Arjunnajih
Arjunnajih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rumput Melawan Badai

28 November 2024   07:41 Diperbarui: 28 November 2024   07:55 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku adalah rumput di tengah badai,

tak sebesar pohon, tak sekuat karang laut.

Tapi lenturku adalah rahasia,

kokoh melanjutkan hidup,

meski angin menderu membawa amarah.

Badai datang dengan gemuruhnya,

menggulung asa, mencabik keyakinan.

Namun aku tak melawan,

hanya merunduk rendah,

membiarkan topan melewatiku dengan sia-sia.

Karena aku tahu, hidup bukan tentang kerasnya perlawanan,

melainkan tentang lenturnya penerimaan.

Seperti rumput yang tunduk namun tak patah,

aku belajar mengikuti alur,

mempertahankan akar dengan lentur.

Ketika hujan deras mengguyur tanah,

aku menyerapnya menjadi kekuatan baru.

Ketika matahari kembali bersinar,

aku menegakkan diriku,

membiarkan hijauku memeluk langit biru.

Aku tak butuh menjadi kokoh untuk bertahan,

karena lentur adalah satu-satunya amunisi.

Jalani hidup santai penuh makna,

hadapi badai penuh percaya diri,

melangkah ke depan penuh angan,

menjadi rumput penuh ingin,

yang selalu bangkit dari reruntuhan angin.

Kalam Awam

Yogyakarta, 19 November 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun