"Tapi janganlah resah. Jangan menyerah" lanjut Tuan Tandi Skober kemudian menyemangati.
"Ya. Betul sekali. Indonesia jangan resah dan menyerah. Kembalilah berzikir. Ciptakanlah nuansa peradaban takwa melalui zikir yang akan lenyapkan sikap dusta dan durhaka dari pemimpin dan rakyatnya. Ikutilah kebenaran yang terurai dari indahnya Kitab-Kitab Suci Tuhan Yang Maha Esa. Bila orang-orang bertakwa, semua akan berbuat yang terbaik bagi dirinya, masyarakatnya, bangsanya dan negaranya" tambah seseorang putih berjenggot hitam lebat. Suaranya menampakan jenjang ruhani yang tinggi. Nuansa surga berhembus dari tiap kedipan matanya yang mencerminkan sikap kesejatian manusia.
"Oh. Selamat datang Tuan Ariffin Ilham. Terima kasih sudah berkenan mampir dan memberi pencerahan buat kami di sini" sambut si Fulan menyalami. Tuan Ariffin Ilham (Indonesia Berzikir; Risalah Anak Bangsa Untuk Negeri Tercinta) pun berpelukan dengan Tuan Tandi Skober. Seperti halnya Tuan Tandi Skober, beliau kemudian menghampiri Indonesia dan sungkem dengan sangat hormat dan takdzim. Setidaknya, Indonesia adalah orang tua kita semua bukan?
Indonesia termenung dalam ruang kalbunya yang kini tak lagi sepi. Moga-moga. Garuda ikut-ikutan termenung. Si Fulan juga sama. Begitu pun Tuan Tandi Skober termasuk Tuan Ariffin Ilham.
"Berkah langit dan bumi yang diturunkan Tuhan termasuk juga di dalamnya adalah diangkatnya penyakit. Penyakit lahir maupun bathin" tutur Tuan Ariffin Ilham memecah sunyi.
"Kamu, Garuda. Dengan izin Tuhan, kamu bakalan sembuh total. Juga Indonesia. Tak kan lagi ada bengek maupun raja singa. Saya pun baru tau kalo Indonesia mengidap penyakit raja singa. He. He. He" Tuan Ariffin Ilham terkekeh-kekeh. Tak ayal, Indonesia tersipu malu. Di belakang, Garuda menertawainya pelan. Sontak Indonesia mendelik sewot. Dikiranya dia juga sehat apa, mungkin itu yang ada di benak Indonesia.
"Eh kamu. Siapa namamu?" Tanya Indonesia. Si Fulan yang ditanya cuma mesem-mesem. Cengar-cengir kuda.
"He. He. Saya cuma rakyat biasa" jawab si Fulan. "Gak usah angkat saya jadi anggota dewan. Apalagi jadi gubernur atau walikota. Saya cukup seneng jadi rakyat biasa" lanjut si Fulan ge-er. Indonesia tersenyum.
"Trus. Apa kamu juga sudah berzikir?" tanya Indonesia lagi. Si Fulan terkekeh malu.
"Belum. He. He. He. Moga-moga, dengan bimbingan Tuan Tandi dan Tuan Ariffin, saya bisa jadi salah satu penggema zikir demi kesejatian manusia dan kemaslahatan bangsa bernegara" jawabnya berharap sembari melirik Tuan Tandi Skober dan Tuan Ariffin Ilham. Mereka sesepuh mengangguk dan tersenyum.
"Bukankah, sebaik-baiknya manusia adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain" tegas si Fulan mengutip hadist dari Rasulullah SAW. "Dan moga-moga, apa yang saya sampaikan tadi bisa bermanfaat untuk Indonesia" lanjutnya. Indonesia, Garuda, dan dua sesepuh dihadapannya mengamini dan riuh bertepuk tangan. Sementara jauh di belakang, Syetan mengkeret mengepal-kepalkan tangan.