Selain itu, ada beberapa faktor lain yang bisa digunakan untuk mengukur bagaimana pertarungan pilpres mendatang yaitu:
1. Latar belakang calonÂ
apabila dilihat dari sisi calon yang diusung, Ganjar Pranowo merupakan gubernur Jawa tengah selama dua periode, latar belakang ini sama dengan seorang Anis Baswedan yang sama-sama sebagai pimpinan daerah dengan memimpin ibukota DKI Jakarta. Latar belakang ini tentu berbera dengan Prabowo Subianto yang berasal dari latar belakang seorang menteri, pimpinan parpol dan prajurit TNI.
2. Gaya kepemimpinanÂ
Gaya kepemimpinan yang dibawa oleh masing-msing calon juga berbeda, Ganjar lebih menunjukan kedekatan dengan masyarakat dengan seringnya berinteraksi kepada warga, Anis dengan gaya intellektual yang dibawa dan Prabowo dengan gaya yang tegas.Â
3. Isu yang diangkat
Selama ini kedua calon yaitu Ganjar dan Prabowo sama-sama menyampaikan bahwa mereka akan melanjutkan program-program pemerintahan presiden Joko Widodo, Sedangkan Anis secara tegas menyampaikan akan mengusung perubahan. Isu lain yang mulai diangkat saat ini sebagai upaya untuk saling beropini ialah isu lingkungan (program food estate).Â
4. kedekatanÂ
Saat ini masing-masing calon berusaha meningkatkan elektabilitas mereka dengan menggunakan strategi kedekatan. Prabowo Subianto  dibeberapa daerah memasang baliho bukti kedekatannya dengan Presiden Joko Widodo, bersilaturahmi saat lebaran dan mendampingi presiden saat kunjungan kerja ke luar negeri maupun beberapa daerah. Tidak mau kalah dengan itu Ganjar yang merupakan kader PDI-P bersama Jokowi dibeberapa kesempatan berbincang dengan media menyampaikan kalau dirinya sering berkomunikasi, berkonsultasi dan berbincang bersama Jokowi. Ini juga dibuktikan dengan yang dilakukan  Gibran dengan membantu menempel sticker Ganjar. Â
Dengan mengidentifikasi potensi pasangan calon untuk merebut suara, tim kampanye nasional dari masing-masing koalisi nantinya akan menentukan strategi-strategi pemenangannya, beberapa hal yang mulai terlihat ialah penentuan wakil presiden. Seperti tahun 2014 dan 2019 pemilihan calon wapres benar-benar menjadi persoalan yang tidak mudah karena mempertimbangkan faktor kedaerahan, faktor perwakilan golongan, faktor kekuatan finansial, serta pertimbangan untuk mengcounter isu-isu yang ada.Â
Untuk saat ini mungkin pilihan wapres akan lebih rumit lagi karena koalisi akan rawan runtuh ketika pilihan wapres tidak bisa mengakomodir kepentingan parpol pengusung. Koalisi gemuk tidak akan menjamin kemenangan tapi lebih kepada upaya menampung kepentingan. Semoga hajatan pilpres 2024 memberikan kemanfaatan bagi kemajuan negara dan bangsa ini.