Walaupun para koruptor memiliki sebuah alasan atas tindakan mereka, tetapi korupsi bukanlah hal yang patut dibenarkan, bahkan dibela mati-matian.Â
Ketika mereka memiliki niat korupsi dan akhirnya melihat celah untuk korupsi, mereka tidak akan melihat dampak yang ditimbulkan atas keserakahan mereka.Â
Dampak dari korupsi tidak hanya berakibat pada keuangan negara, tetapi juga berakibat pada kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat
Alasan sikap peduli dapat menjadi salah satu perwujudan dari penerapan pendidikan anti korupsi adalah orang yang sudah terbiasa peduli terhadap sesuatu, mereka akan berfikir terhadap dampak setiap tindakan yang mereka lakukan dari berbagai sudut pandang. Mereka mudah mendalami dan seolah-olah masalah yang dihadapi orang lain sedang mereka hadapi juga.Â
Mereka akan berfikir bagaimana perasaan orang lain terhadap akibat dari apa yang mereka lakukan. Mereka cenderung memiliki jiwa kemanusiaan yang tinggi dan lebih mengedepankan sebuah amanah dan tanggung jawab yang telah dipikul mereka.
Kepedulian bukanlah sesuatu yang dapat berkembang dan tumbuh secara otomatis, tetapi perlu adanya pembiasaan sejak kecil.Â
Anak yang terbiasa peduli dengan sesama ataupun peduli dengan sekitar, mereka cenderung akan memiliki rasa empati dan tanggung jawab yang tinggi di kehidupannya kelak.Â
Pembiasaan sikap peduli dapat diterapkan dengan menghargai dan turut senang atas pencapaian orang lain, menyayangi dan menghormati seluruh anggota keluarga, membantu dan menghibur teman yang mengalami kesulitan dan masih banyak lagi.
Dengan menjunjung tinggi kepedulian, secara otomatis akan melahirkan sikap tanggung jawab dalam diri kita. Sikap peduli tidak hanya dapat mencegah perbuatan korupsi dalam kasus berat, tetapi dapat mencegah korupsi dalam tingkat yang kita anggap sepele dan tidak akan merugikan orang lain, misalnya korupsi waktu.Â
Dengan peduli, kita akan mampu menghargai segala sesuatu yang dimiliki diri sendiri maupun orang lain meskipun sesuatu itu hanya berupa waktu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H