Mamak sakit mendadak. Kami tak punya uang untuk berobat karena payah berjualan sewaktu corona. Barang di rumah sudah habis terjual, termasuk handphone sehingga Erdhin tak dapat hubungi Kakek sampai mamak meninggal," jelas remaja itu sambil meneguhkan hati.
Kakek tertunduk lesu dan mulai menangis terisak-isak menyesali  kealpaannya mudik lebaran tahun lalu.  Dia berpikir seandainya waktu itu dipaksakan pulang kampung dan menghiraukan  peraturan  pelarangan mudik,  barangkali dia bisa menjumpai anak perempuan semata wayangnya. Tapi kemudian pikiran itu leas ditariknya kembali, tak pantas menyalahkan siapapun atas takdir dari Allah SWT.
Udara diluar semakin dingin dan hujan rintik mulai berubah jadi deras. Lampu kembali padam dan kegelapan pun menyelimuti kedua orang dalam rumah kecil yang telah kehilangan cahaya induknya. Sedih dan sabar meneguhkan hati keduanya untuk melanjutkan sisa masa.
Cibolang, 3 Syawal 1443H/4 Mei 2022M
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H