Mohon tunggu...
Arivin Dangkar
Arivin Dangkar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Arivin Dangkar atau sering dipanggil Arivin memiliki hobi membaca dan menulis. Ia lahir di kampung Cekalikang pada tanggal 24 Oktober 2000 dari pasangan Yosef dan Yuliana. Kemudian menempuh pendidikan di Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng. Ia juga aktif dalam berbagai kegiatan di kampus, Arivin bergabung dengan Unit Kegiatan Mahasiswa Jurnalistik PBSI dan pernah menjabat sebagai anggota BEM di bidang departemen Infokom.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dunia Terlalu Sibuk dengan Geopolitik Dibandingkan Krisis Air, Puan Maharani: Parlemen Harus Bertindak

23 Mei 2024   00:55 Diperbarui: 23 Mei 2024   01:27 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Presiden World Water Council, Loic Fauchon memberikan keterangan saat konferensi di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC). (Dok: CNBC Indonesia)
Presiden World Water Council, Loic Fauchon memberikan keterangan saat konferensi di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC). (Dok: CNBC Indonesia)

Dukungan dari Presiden Dewan Air Dunia

Presiden Dewan Air Dunia Loic Fauchon mendukung pernyataan Puan Maharani. Ia mengatakan bahwa isu air harus menjadi isu politik utama di seluruh dunia, karena air adalah benda paling berharga di planet ini. "Untuk itu, kita semua membutuhkan peran parlemen untuk memperjuangkan kebijakan yang berkaitan dengan isu air. Air membutuhkan kalian (anggota legislatif)," ungkap Loic.

Loic juga mengingatkan delegasi bahwa mereka harus menjadi lebih dari sekadar pejuang air, tetapi menjadi pendekar air dunia dengan menjalankan tujuh komitmen utama. Komitmen ini meliputi promosi kebijakan keamanan air global, perubahan kebiasaan terkait ketersediaan air, penerapan solusi berbasis alam, penulisan hak atas air dalam konstitusi nasional, partisipasi dalam koalisi "Uang untuk Air", alokasi dana besar dari perubahan iklim untuk air, dan strategi internasional untuk tata kelola air yang berbasis kerja sama.

Presiden RI Joko Widodo menyoroti ancaman krisis air yang mengancam perdamaian, kehidupan, dan ketahanan pangan global. (Dok: Antara)
Presiden RI Joko Widodo menyoroti ancaman krisis air yang mengancam perdamaian, kehidupan, dan ketahanan pangan global. (Dok: Antara)

Presiden Jokowi: Air dan Keberlanjutan Hidup

Dalam kesempatan yang sama, Presiden RI Joko Widodo menyoroti ancaman krisis air yang mengancam perdamaian, kehidupan, dan ketahanan pangan global. Dalam sambutannya di Bali International Convention Center, Jokowi menyatakan bahwa tanpa air, tidak akan ada kehidupan dan makanan. Ia mengutip prediksi yang menyebutkan bahwa pada 2050, sebanyak 500 juta petani kecil yang menyumbang 80 persen pangan dunia akan paling rentan mengalami kekeringan.

Jokowi juga menekankan pentingnya pengelolaan air yang baik karena hanya 1 persen dari 72 persen permukaan air di bumi yang dapat diakses untuk air minum dan sanitasi. Ia berharap Forum Air Sedunia Ke-10 dapat merumuskan aksi nyata untuk pengelolaan air yang inklusif dan berkelanjutan.

CEO SpaceX dan Tesla Inc, Elon Musk, turut memberikan pandangannya dalam forum tersebut. (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)
CEO SpaceX dan Tesla Inc, Elon Musk, turut memberikan pandangannya dalam forum tersebut. (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)

Elon Musk: Teknologi sebagai Solusi

CEO SpaceX dan Tesla Inc, Elon Musk, turut memberikan pandangannya dalam forum tersebut. Musk menyatakan optimisme terhadap upaya berbagai negara dalam mengatasi permasalahan air. Ia mengusulkan pemanfaatan teknologi desalinasi air laut dengan efisiensi tinggi sebagai solusi untuk krisis air. Teknologi ini, menurut Musk, harus disertai dengan sistem distribusi air yang efektif ke rumah tangga masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun