Nusa Dua, Kompasiana - Ketua DPR Puan Maharani menyoroti kecenderungan dunia yang lebih fokus pada isu-isu geopolitik dibandingkan krisis air yang semakin parah. Puan menegaskan bahwa kelangkaan air telah menjadi normal baru, memperlebar ketimpangan di banyak negara, terutama di negara berkembang dan miskin.
Forum Air Sedunia Ke-10: Membahas Isu Air Global
Pernyataan Puan Maharani disampaikan dalam Forum Air Sedunia Ke-10 yang diadakan di Nusa Dua, Bali, pada Senin (20/5/2024). Pertemuan ini dihadiri oleh ketua dan wakil DPR dari setidaknya 193 negara, membahas berbagai isu terkait air, mulai dari krisis kelangkaan hingga alokasi anggaran yang tepat.
Dalam pidatonya, Puan mengungkapkan keprihatinannya terhadap banyaknya konflik dan perang yang terjadi akibat isu geopolitik, yang menyebabkan perhatian terhadap masalah air menjadi terlupakan. Ia menunjukkan bahwa alokasi anggaran yang besar untuk belanja militer, berdasarkan data dari Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), mencapai 2,4 triliun dollar AS pada 2023, setara dengan 2,3 persen dari produk domestik bruto (PDB) global. Amerika Serikat, China, dan Rusia adalah negara-negara dengan belanja militer terbesar.
Ketimpangan Anggaran: Militer Vs Air
Di sisi lain, pengeluaran untuk sektor air di negara berkembang dan miskin hanya sebesar 0,5 persen dari PDB negara-negara tersebut. Puan menilai ketimpangan ini sangat kontradiktif dengan kebutuhan dunia saat ini yang dihadapkan pada ancaman luar biasa seperti bencana alam akibat perubahan iklim dan kelangkaan air. "Negara miskin dan berkembang sedang terjebak dalam kesalahan alokasi atau misalokasi sumber daya," ungkap Puan.
Seruan untuk Tindakan Nyata
Puan Maharani menekankan bahwa parlemen dan pemerintah di seluruh dunia perlu meningkatkan pendanaan untuk pengadaan air bersih guna mengatasi masalah kelangkaan air. Ia juga mengajak delegasi dari setiap negara untuk menyebarkan pesan bahwa setiap orang harus menjadi "pendekar air dunia", bukan hanya pejuang air di negaranya sendiri.
Secara umum, Puan menyatakan bahwa akses ke air bersih merupakan hak asasi manusia (HAM) yang harus diperjuangkan. Oleh karena itu, Forum Air Sedunia Ke-10 menjadi momen penting untuk menciptakan komitmen bersama dalam mengatasi persoalan air global. "Kita semua membutuhkan upaya konkret untuk mengatasi persoalan air sehingga semua bisa menikmati air yang bersih dan sehat," tegas Puan.
Dukungan dari Presiden Dewan Air Dunia
Presiden Dewan Air Dunia Loic Fauchon mendukung pernyataan Puan Maharani. Ia mengatakan bahwa isu air harus menjadi isu politik utama di seluruh dunia, karena air adalah benda paling berharga di planet ini. "Untuk itu, kita semua membutuhkan peran parlemen untuk memperjuangkan kebijakan yang berkaitan dengan isu air. Air membutuhkan kalian (anggota legislatif)," ungkap Loic.
Loic juga mengingatkan delegasi bahwa mereka harus menjadi lebih dari sekadar pejuang air, tetapi menjadi pendekar air dunia dengan menjalankan tujuh komitmen utama. Komitmen ini meliputi promosi kebijakan keamanan air global, perubahan kebiasaan terkait ketersediaan air, penerapan solusi berbasis alam, penulisan hak atas air dalam konstitusi nasional, partisipasi dalam koalisi "Uang untuk Air", alokasi dana besar dari perubahan iklim untuk air, dan strategi internasional untuk tata kelola air yang berbasis kerja sama.
Presiden Jokowi: Air dan Keberlanjutan Hidup
Dalam kesempatan yang sama, Presiden RI Joko Widodo menyoroti ancaman krisis air yang mengancam perdamaian, kehidupan, dan ketahanan pangan global. Dalam sambutannya di Bali International Convention Center, Jokowi menyatakan bahwa tanpa air, tidak akan ada kehidupan dan makanan. Ia mengutip prediksi yang menyebutkan bahwa pada 2050, sebanyak 500 juta petani kecil yang menyumbang 80 persen pangan dunia akan paling rentan mengalami kekeringan.
Jokowi juga menekankan pentingnya pengelolaan air yang baik karena hanya 1 persen dari 72 persen permukaan air di bumi yang dapat diakses untuk air minum dan sanitasi. Ia berharap Forum Air Sedunia Ke-10 dapat merumuskan aksi nyata untuk pengelolaan air yang inklusif dan berkelanjutan.
Elon Musk: Teknologi sebagai Solusi
CEO SpaceX dan Tesla Inc, Elon Musk, turut memberikan pandangannya dalam forum tersebut. Musk menyatakan optimisme terhadap upaya berbagai negara dalam mengatasi permasalahan air. Ia mengusulkan pemanfaatan teknologi desalinasi air laut dengan efisiensi tinggi sebagai solusi untuk krisis air. Teknologi ini, menurut Musk, harus disertai dengan sistem distribusi air yang efektif ke rumah tangga masyarakat.
Forum Air Sedunia Ke-10 yang berlangsung hingga 25 Mei 2024 ini menjadi ajang penting untuk membahas solusi nyata bagi krisis air global, dengan harapan bahwa komitmen dan aksi nyata dari berbagai negara dapat memastikan akses air bersih yang berkelanjutan bagi seluruh masyarakat dunia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI