Balik lagi ke teman saya yang tadi. Ekspresi wajahnya terlihat serius. Matanya juga sangat fokus menatap layar ponsel. Sesekali senyumnya mengembang seolah baru mendapat rezeki nomplok.
Saya tidak tahu dan tak ingin tahu apa motivasi atau berapa banyak uang yang sudah ia habiskan untuk bermain judi online.
Tapi yang menjadi pertanyaan di benak saya, mengapa banyak orang yang masih terpikat, meski sudah banyak pemain judi online yang berakhir “rungkad”?
Promosi yang tak tanggung-tanggung
Promosi judi online ini bukan main gigihnya. Hampir di setiap platform media sosial saya menemukan akun yang mempromosikan situsnya.
Lagi scroll Facebook, nonton video lucu, ada situs judi online. Cari video kucing di Instagram, ketemu lagi situs judi yang lain.
Pindah ke media sosial yang lain lagi, masih ketemu lagi. Entah sudah berapa banyak situs judi online yang saya temukan selama ini.
Padahal, melansir laman cnnindonesia.com, Menkominfo mengklaim pihaknya sudah memblokir 886.719 konten judi online selama lima tahun terakhir, tepatnya sejak tahun 2018. Tapi tetap saja masih tumbuh subur seperti tak ada habisnya.
Bukan cuma akun random, sekelas influencer bahkan beberapa selebritis pun kedapatan mempromosikan judi online di media sosial. Banyak diantaranya berakhir ditangkap pihak kepolisian.
Memang tak tanggung-tanggung, ya, kan?
Sensasi menang dan kalah yang menyesatkan