Mohon tunggu...
Aristoteles
Aristoteles Mohon Tunggu... Penulis - Penulis amateur

Hidup terlalu singkat untuk melihat kehidupan orang lain, jalani aja menurut perspektif kita sendiri

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kritik Sastra Pragmatik Cerpen Kabar di Malam Natal

20 Juni 2022   04:40 Diperbarui: 20 Juni 2022   07:07 1862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketipa: sutra Gujarat

Belaon: anting emas/perak dari zaman lampau

Bala: gading gajah untuk mahar/belis perkawinan adat Lamaholot

Lodan: kalung emas sebagai pusaka

Arak bakar menyala: arak dengan kadar alkohol sangat tinggi

Lewotana: kampung halaman

Penggunaan kata-kata tersebut menambah nilai estetik pada cerpen pengarang. Pengarang juga menggunakan beberapa majas yang menambah nilai estetik yang menimbulkan daya tarik tersendiri bagi pembaca seperti pada beberapa kutipan berikut:

"Aroma tanah basah, tanaman yang menggeliat tumbuh, sayup angin, cericit burung dan ayam jantan yang berkokok panjang turun dari pohon bertingkah merayu betina pujaannya membuat pagi begitu ranum."

"Keringat membuat api selalu menghadirkan ingatan selepas bercinta dengan Ina Boleng saat pagi buta"

"Kalimat terakhir Ama Ola meracuni pikiran dan menggebuk perasaannya. Membuatnya gundah-gulana."

Kutipan-kutipan di atas merupakan beberapa kalimat yang menggunakan majas yang dirangkai penulis sehingga menambah nilai estetik cerpen tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun