Mohon tunggu...
Aris Setiawane
Aris Setiawane Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ekonomi syari'ah

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kegiatan Mahasiswa KKN UIN RIL dan MITRA BENTALA dalam Menangani Sampah di Pantai Maja

23 Agustus 2024   04:11 Diperbarui: 23 Agustus 2024   06:34 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sampah di pantai telah menjadi masalah serius yang mengancam keindahan dan kelestarian lingkungan pesisir. Pantai Maja, salah satu destinasi wisata populer, tak luput dari tantangan ini. Akumulasi sampah organik dan anorganik di sepanjang garis pantai tidak hanya merusak pemandangan, tetapi juga membahayakan ekosistem laut dan kesehatan pengunjung. Pengelolaan sampah yang efektif menjadi kunci untuk menjaga kebersihan dan daya tarik Pantai Maja.

Untuk mengatasi masalah ini, mahasiswa KKN UIN RIL berkolaborasi dengan Mitra Bentala mengadakan aksi bersih lingkungan di Pantai Maja. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan pantai dan melibatkan warga setempat dalam upaya pelestarian lingkungan. Melalui kerja sama ini, mereka tidak hanya membersihkan pantai dari sampah, tetapi juga mengedukasi pengunjung dan penduduk lokal tentang cara mengurangi produksi sampah dan mengelolanya dengan benar. Inisiatif ini diharapkan dapat menciptakan dampak positif jangka panjang pada kebersihan dan kelestarian Pantai Maja.

Latar Belakang Masalah Sampah di Pantai Maja

Peningkatan volume sampah

Pantai Maja, sebagai destinasi wisata populer, menghadapi tantangan serius terkait peningkatan volume sampah. Masalah ini sebagian besar disebabkan oleh aktivitas wisatawan yang berkunjung ke pantai. Kebanyakan sampah yang dihasilkan di kawasan pantai adalah sampah anorganik, yang berasal dari konsumsi makanan dan minuman yang dibungkus dengan plastik, kaleng, dan bahan-bahan lainnya. Selain itu, sebaran sampah juga bersumber dari masyarakat sekitar pantai serta dari pelaku usaha di lingkungan pantai yang kurang menyadari pentingnya pembuangan sampah yang baik dan benar.

Jenis sampah organik yang ditemukan di kawasan pantai umumnya berupa sisa makanan tamu, sisa bahan baku makanan, kertas, kardus, karton, dan koran. Peningkatan volume sampah ini tidak hanya terjadi di Pantai Maja, tetapi juga menjadi masalah di berbagai pantai lainnya. Sebagai contoh, di Pantai Blue Marlin, Gorontalo, volume sampah di laut terus bertambah setiap tahunnya akibat aktivitas manusia seperti membuang sampah di laut, baik secara sengaja maupun tidak disengaja.

Dampak terhadap lingkungan

Akumulasi sampah di Pantai Maja memiliki dampak yang signifikan terhadap lingkungan. Sampah yang berserakan di sepanjang garis pantai tidak hanya merusak keindahan pemandangan, tetapi juga mengancam ekosistem laut dan kesehatan pengunjung. Pencemaran air laut akibat sampah sangat berpengaruh pada ekosistem laut dan biota, serta manusia itu sendiri.

Sampah plastik menjadi ancaman serius bagi kehidupan laut. Ketika termakan oleh hewan laut, sampah plastik dapat merusak ekosistem dan mengancam kelangsungan hidup biota laut. Selain itu, pencemaran lainnya juga disebabkan oleh pembuangan limbah pabrik yang akhirnya mengendap di dasar laut, menyebabkan gangguan pada rantai makanan.

Dampak negatif sampah terhadap lingkungan tidak terbatas pada ekosistem laut saja. Sampah juga dapat mengurangi kesuburan tanah, menyebabkan tersumbatnya drainase dan selokan sungai, serta meningkatkan risiko banjir. Pembakaran sampah plastik, yang sering dilakukan sebagai upaya mengurangi volume sampah, juga berbahaya bagi kesehatan masyarakat karena dapat menyebabkan pencemaran udara.

Tantangan bagi masyarakat lokal

Penanganan masalah sampah di Pantai Maja menjadi tantangan besar bagi masyarakat lokal. Salah satu faktor utama yang menyebabkan penumpukan sampah adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, khususnya di area pantai. Beberapa masyarakat masih membuang sampah sembarangan, baik itu dalam bentuk cair atau padat, ke laut, yang pada akhirnya dapat mengganggu kesehatan masyarakat itu sendiri.

Tantangan lain yang dihadapi adalah keterbatasan fasilitas pengelolaan sampah. Di beberapa daerah, seperti di Kelurahan Payahe, tidak tersedianya sarana dan prasarana persampahan yang disediakan pemerintah menyebabkan masyarakat membuang sampah sembarangan, baik di sungai, lapangan terbuka, maupun di pesisir pantai. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada pencemaran lingkungan tetapi juga pada kesehatan masyarakat, seperti munculnya penyakit diare.

Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan strategi pengelolaan sampah yang efektif. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pemilahan terlebih dahulu, memisahkan antara sampah organik dan anorganik. Selanjutnya, penerapan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dapat membantu mengurangi volume sampah dan memanfaatkan kembali sampah yang masih memiliki nilai guna.

Edukasi dan peningkatan kesadaran masyarakat juga menjadi kunci dalam mengatasi masalah sampah di Pantai Maja. Dengan meningkatkan pemahaman tentang dampak negatif sampah dan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, diharapkan masyarakat dapat berpartisipasi aktif dalam upaya pelestarian dan pengelolaan lingkungan pantai dengan baik.

Kolaborasi Mahasiswa KKN UIN RIL dan Mitra Bentala

Kolaborasi antara mahasiswa KKN UIN Raden Intan Lampung (RIL) dan Mitra Bentala merupakan langkah strategis dalam upaya menangani masalah sampah di Pantai Maja. Kerjasama ini menggabungkan kekuatan akademis dengan pengalaman praktis untuk menciptakan solusi yang efektif dan berkelanjutan.

Tujuan kerjasama

Tujuan utama dari kolaborasi ini adalah untuk meningkatkan kebersihan wilayah pesisir Pantai Maja dari sampah organik dan anorganik. Selain itu, kerjasama ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan pantai yang memiliki potensi tinggi sebagai tempat pariwisata. Dengan menggabungkan sumber daya dan keahlian dari kedua pihak, diharapkan dapat tercipta dampak yang lebih besar dan berkelanjutan dalam penanganan masalah sampah di pantai.

Pembagian peran dan tanggung jawab

Dalam kolaborasi ini, mahasiswa KKN UIN RIL dan Mitra Bentala memiliki peran dan tanggung jawab yang saling melengkapi. Mahasiswa KKN UIN RIL, sebagai bagian dari institusi pendidikan tinggi, membawa pengetahuan akademis dan semangat muda dalam pelaksanaan program. Mereka berperan aktif dalam kegiatan aksi bersih lingkungan, edukasi masyarakat, dan pengembangan solusi inovatif untuk pengelolaan sampah.

Mitra Bentala, sebagai organisasi yang berpengalaman dalam isu lingkungan, memberikan panduan dan dukungan teknis dalam pelaksanaan program. Mereka membantu dalam perencanaan strategis, koordinasi dengan pihak-pihak terkait, dan memastikan keberlanjutan program setelah masa KKN berakhir.

Kedua pihak juga berkolaborasi dalam melibatkan masyarakat lokal dan pemangku kepentingan lainnya. Hal ini penting untuk memastikan bahwa program yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi setempat, serta mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat.

Strategi pelaksanaan kegiatan

Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, mahasiswa KKN UIN RIL dan Mitra Bentala menerapkan beberapa strategi pelaksanaan kegiatan:

Aksi bersih lingkungan

Kegiatan ini melibatkan mahasiswa KKN, anggota Mitra Bentala, dan masyarakat setempat dalam membersihkan Pantai Maja dari sampah. Aksi ini tidak hanya bertujuan untuk membersihkan pantai, tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

Edukasi dan sosialisasi

Tim kolaborasi mengadakan program edukasi dan sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang dampak sampah terhadap lingkungan dan pentingnya pengelolaan sampah yang baik. Kegiatan ini dapat berupa workshop, seminar, atau diskusi kelompok yang melibatkan berbagai lapisan masyarakat, termasuk siswa sekolah.

Pengembangan sistem pengelolaan sampah

Mahasiswa KKN UIN RIL dan Mitra Bentala bekerja sama untuk mengembangkan sistem pengelolaan sampah yang efektif dan berkelanjutan. Ini dapat mencakup pemilahan sampah, pengomposan sampah organik, dan daur ulang sampah anorganik.

Pelibatan pemangku kepentingan

Kolaborasi ini juga melibatkan pemerintah daerah, pelaku usaha pariwisata, dan kelompok masyarakat lainnya untuk memastikan dukungan dan keberlanjutan program. Hal ini dapat dilakukan melalui pertemuan koordinasi dan pembentukan kelompok kerja bersama.

Monitoring dan evaluasi

Tim kolaborasi melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala untuk memastikan efektivitas program dan melakukan penyesuaian jika diperlukan. Hal ini penting untuk memastikan bahwa tujuan program tercapai dan dampak positif dapat dipertahankan dalam jangka panjang.

Melalui strategi-strategi ini, kolaborasi antara mahasiswa KKN UIN RIL dan Mitra Bentala diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam mengatasi masalah sampah di Pantai Maja. Selain itu, kerjasama ini juga dapat menjadi model bagi program-program serupa di tempat lain, menginspirasi lebih banyak aksi nyata untuk menjaga kelestarian lingkungan pesisir.

Implementasi Program Penanganan Sampah

Kegiatan bersih-bersih pantai

Mahasiswa KKN UIN RIL dan Mitra Bentala telah melaksanakan program penanganan sampah di Pantai Maja melalui berbagai kegiatan yang melibatkan masyarakat setempat. Salah satu kegiatan utama yang dilakukan adalah aksi bersih-bersih pantai. Pada hari Minggu, 04 Agustus 2024, mahasiswa KKN bersama dengan masyarakat setempat melakukan pembersihan di sepanjang pantai, memungut sampah plastik, botol, kaleng, dan sampah organik.

Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk membersihkan pantai, tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan serta memotivasi partisipasi aktif warga dalam melestarikan. Koordinator KKN, Aris Setiawan, menyatakan, "Kegiatan ini merupakan bentuk nyata kontribusi kami sebagai mahasiswa dalam menjaga kebersihan lingkungan dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya kelestarian pantai.

Edukasi masyarakat

Program penanganan sampah tidak hanya berfokus pada kegiatan bersih-bersih, tetapi juga memberikan edukasi kepada masyarakat. Sesi edukasi singkat tentang pengelolaan sampah dan pentingnya menjaga ekosistem pantai disampaikan oleh salah satu mahasiswa KKN. Hal ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan tambahan kepada masyarakat tentang dampak negatif sampah terhadap lingkungan dan cara mengelolanya dengan baik. Melalui survei dan edukasi secara interaktif kepada beberapa peserta, terjadi peningkatan kesadaran yang signifikan.

Pengelolaan sampah berkelanjutan

Untuk mencapai pengelolaan sampah yang berkelanjutan, program ini menerapkan beberapa strategi:

Pemilahan sampah

Strategi pengelolaan sampah dimulai dengan melakukan pemilahan terlebih dahulu, memisahkan antara sampah organik dan anorganik.

Penerapan prinsip 3R:

Reduce: Mengurangi penggunaan plastik yang nantinya akan menjadi sampah.

Reuse: Menggunakan kembali barang-barang seperti botol minuman yang telah dibersihkan dan disortir.

Recycle: Mendaur ulang sampah anorganik menjadi produk yang memiliki nilai ekonomis.

Peningkatan fasilitas

Pengelola pantai disarankan untuk menambah atau memperbanyak tempat sampah di kawasan pantai.

Edukasi visual

Pemasangan banner-banner di kawasan pantai untuk mengingatkan pengunjung agar tidak membuang sampah sembarangan.

Pengangkutan rutin

Meningkatkan frekuensi pengangkutan sampah di kawasan pantai untuk mencegah penumpukan.

Pemberdayaan masyarakat

Mendorong masyarakat sekitar untuk meningkatkan pengolahan sampah, yang dapat menambah pendapatan untuk mengelola pantai.

Program pengelolaan sampah yang berkelanjutan ini sejalan dengan konsep Integrated Sustainable Waste Management (ISWM) yang mengintegrasikan tiga dimensi utama: stakeholders, elemen sistem limbah, dan aspek strategis. Pengelolaan sampah yang baik tidak hanya berdampak pada kebersihan pantai, tetapi juga berkaitan erat dengan pencapaian berbagai tujuan pembangunan berkelanjutan, termasuk kesehatan (SDGs 3), air bersih (SDGs 6), pertumbuhan ekonomi (SDGs 8), konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab (SDGs 12), aksi iklim (SDGs 13), serta ekosistem laut dan darat (SDGs 14 dan 15.

Dengan implementasi program penanganan sampah yang komprehensif ini, diharapkan Pantai Maja dapat menjadi contoh keberhasilan dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan pesisir, sekaligus meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah yang berkelanjutan.

Kesimpulan

Upaya penanganan sampah di Pantai Maja melalui kolaborasi mahasiswa KKN UIN RIL dan Mitra Bentala menunjukkan hasil yang menjanjikan. Kegiatan bersih-bersih pantai, edukasi masyarakat, dan penerapan strategi pengelolaan sampah berkelanjutan telah memiliki pengaruh positif pada kebersihan lingkungan dan kesadaran masyarakat. Program ini tidak hanya bertujuan untuk membersihkan pantai, tapi juga untuk menciptakan perubahan jangka panjang dalam perilaku dan pola pikir masyarakat terhadap pengelolaan sampah.

Keberhasilan program ini dapat menjadi contoh untuk diterapkan di pantai-pantai lain di Indonesia. Dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk masyarakat lokal, akademisi, dan organisasi lingkungan, upaya pelestarian lingkungan pantai dapat dilakukan secara lebih efektif dan berkelanjutan. Di masa depan, penting untuk terus mengembangkan inovasi dalam pengelolaan sampah dan meningkatkan kesadaran masyarakat guna menjaga kelestarian pantai dan ekosistem laut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun