Mohon tunggu...
Aris  Pulsar
Aris Pulsar Mohon Tunggu... Freelancer - Traveler, Writer

Enjoy Life

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Penghianat atau Pahlawan

28 Agustus 2022   10:49 Diperbarui: 28 Agustus 2022   10:54 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Amir mengajak umar ke samping rumah, mereka tertawa terbahak bercanda, sejenak Amir melupakan gelisah yang menerpanya semalam.

" Amir bagaimana dengan rencanamu untuk menikahi adikku Nadya, sudah sejauh mana persiapan yang kamu lakukan"? tanya Umar seraya menatap tajam ke wajah Amir.

Amir terkejut dan hampir saja sisa kopi yang ingin di teguknya tak tertelan.

" Oh...iy iyaa Umar, lihatlah, padi padi ini mulai besar batang batangnya, sebentar lagi akan menguning dan aku akan panen, sudah ada yang menawarkan untuk memborong nanti". Balas Amir sambil menunjuk ke arah sawah peninggalan Ayahnya.

" Memang belum cukup untuk acara kenduri tapi Insha Allah aku sudah punya tabungan lainnya" Jawab Amir meyakinkan Umar.

" Kalau begitu akupun ingin membantumu untuk mencarikan tambahan biaya untuk pernikahan kamu Amir, Hari ini aku ada janji untuk membicarakan hal ini dengan Paman Ridwan, Makanya aku pagi pagi ingin mengajakmu kerumah beliau, Gimana Amir? Ujar umar menawarkan solusinya.

" Ahh...Kamu memang sahabat sejatiku Umar, Terimakasih sebelumnya, baiklah aku akan pamit ke Ibu dulu yaa..".

Lalu Amir masuk kedalam rumah untuk berpamitan dengan Ibunya, dia sempat berdiri di depan cermin untuk memastikan penampilan yang terbaik karena akan bertemu keluarga Nadya. Saat keluar kamarnya sekilas dia melihat foto Ayahnya yang sedikit miring oleh terpaan angin, dia meluruskan posisi foto itu dan menghilangkan debu yang mengotori. Setelah pamitan dengan Ibunya, Amir dan Umar menyalakan motor tua dengan suara khasnya itu.

Ibunya memandangi kepergian Amir sampai bayangan mereka berdua hilang. Baru saja ingin menutup pintu terdengar suara yang mengejutkan

" Braak..!"

Bingkai foto Ayahnya Amir jatuh, karena paku untuk menggantung foto itu terlepas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun