Selain Toyota, perusahaan lain seperti Dell, Harley-Davidson, dan Apple menggunakan sistem just-in-time untuk memastikan perusahaan mereka dapat memaksimalkan penghematan, produktivitas, dan kepuasan pelanggan.
Perusahaan-perusahaan ini memiliki sumber daya dan komitmen budaya yang diperlukan untuk mengatasi potensi kemacetan dan memastikan produksi dan pasokan tidak terganggu, yang berpotensi berkembang untuk mencegah penundaan yang diantisipasi. Menggunakan solusi pengadaan end-to-end berbasis cloud dapat mencakup dukungan untuk penempatan inventaris tepat waktu. Sistem otomasi pers tertanam dirancang untuk meningkatkan proses berkelanjutan dengan memusatkan manajemen data untuk meningkatkan transparansi dan akurasi. Selain analitik canggih yang didukung oleh teknologi AI, lebih mudah untuk melakukan pembelian yang lebih strategis, mengembangkan alur kerja dan kontrol proses yang responsif, serta menghubungkan manajemen inventaris ke lingkungan perangkat lunak yang ada.
Kesimpulan
Pendekatan Just In Time ini adalah untuk menghemat biaya persediaan, persediaan akan tersedia saat Anda membutuhkannya, sehingga persediaan habis. Metode Just In Time yang ada tidak hanya cocok untuk departemen gudang, tetapi juga dapat diterapkan di departemen produksi, tetapi metode Just In Time juga memiliki kelemahan yang harus diperhatikan oleh setiap perusahaan yang ingin menggunakan metode ini. Namun, keberhasilan sistem just-in-time sangat bergantung pada komitmen seluruh karyawan di perusahaan, dari bawah hingga atas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H