Aku kembali menulis untukmu
Tidak hanya untuk  negaramu
Tapi juga kepada negeriku
Negeri yang lupa diri
negerinya para bedebah
Dalam baris penuh maknaÂ
Aku membaca cerita penuh dongeng
" Ikut Melaksanakan ketertiban Dunia "
Menjadi kata penuh harapan
Tapi sirna tanpa insting
Seolah lupa darimana ia berasal
" Perdamain abadi " menjadi mimpi
Tapi sayang tak pernah bangun
UUD 1945 tak  menjadi manjur
Karna mereka menjadi jalang
Dari ayah penuh kharisma
Juga pertiwi penuh cita-cita
Dari naskah penuh mimpi
Kita pernah memeluk tanpa bosan
Berdaulat dalam tawa
Tapi sayang..
Dari imajinasi yang terlampau  liar
Kami telah melacurkan diri
Menjual cinta
Melelang rasa
Hingga bukan lagi Ibu Pertiwi dari rahim penuh darah
Tapi dari perselingkuhan tipu daya
menjadi anak-anak Amerika
Entah Lupa atau sengaja
Tapi juga karena takut
Tak lagi mendapat Orderan Hutang
Menjadi pilihan
Pura-Pura buta dan tuli
Hingga diam tanpa empati
Jangan juga dirimu seperti kami kawan
Cukup kami tanpa harta untuk anak cucu
Berjuanglah sampai nanti
Rebut kedaulatanmu
Caci maki bantuan berbungkus petaka
Seperti Proklamatorku pernah memaki
" Go Hell With Your Aid "
Karena seindahnya mawar
Ia tetap berduri
Kau pasti menang
Sepertiku bermimpi
Negeriku sadar tuk wujudkan mimpi
Demi negeriku dan untuk negaramu
Viva, Viva Viva Venazuela
Hasta La Victoria Siempre
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H