Sarbini terkejut. Tapi lagi-lagi dia teringat cerita Makmuri, bahwa ada kalanya mereka menahan tersangka untuk mendinginkan gejolak yang terjadi dalam masyarakat. Mungkin beberapa ada yang melaporkan kegiatan jual-beli togel itu diam-diam dan aparat merasa harus bertindak untuk menunjukkan kewibawaan mereka.
"Wah, saya mau dijadiin pulisi?" tanya Sarbini mesem-mesem.
"Anda ikut kami saja, nanti di kantor kami jelaskan semuanya."
"Oke, siap! Nanti malam kita ngopi dan makan gorengan bareng-bareng ya! Saya yang traktir!"
Dua orang itu sudah tidak mau lagi menanggapi omongan Sarbini yang mirip orang gila, karena mereka tidak mengerti sama sekali. Mereka langsung memborgol kedua tangan Sarbini.
"Sebentar to, Pak! Saya mau masukin jemuran dulu. Tadi dititipin sama ibu saya," kata Sarbini masih berani senyum-senyum. Salah satu dari dua orang itu, yang nampaknya sudah eneg dengan kelakuan Sarbini, mengeluarkan pistol dari balik jaket dan memukul kepala Sarbini dengan gagangnya.
Pletak!
Sarbini langsung jongkok sambil meringis kesakitan. Dua tangannya yang sudah di borgol memegangi kepala.
"Kok betulan mukulnya, Pak?" protes Sarbini.
"Lha, memang. Terus anda mau apa?"
"Saya laporkan Bos saya nanti. Bos saya bakalan laporan sama Pak Gatot!"