"Maafin Mas, ya,"
"Maaf kenapa?"
"Soal yang waktu itu. Mas tahu De' Mar kecewa, tapi sudah Mas perbaiki, kok. Sekarang di kamar Mas hanya ada fotonya De' Mar, suasananya udah mirip kantor tim sukses incumbent, pokoknya. Khusus untuk memenangkan hati De' Mar seorang."
Marini ngikik kesenengan.
"Bener, nih?"
"Suerr.. wani busung!"
"Terus, foto-foto presiden itu pada kemana?"
"Dimasukkin peti."
"Lho, kok dimasukkin peti? Sayang, kan?"
"Iya, sih. Tapi nggak masalah. Beberapa hari ini Mas terus mikir. Ternyata nggak ada untungnya nemplekna foto-foto idola, apalagi foto-foto presiden selama ini. Toh, mereka nggak balas cinta Mas sama mereka. Bikin sakit hati, iya. Mendingan Mas nemplekna fotonya De' Mar yang sudah jelas insya Alloh, sampai tujuh turunan bakalan cinta terus sama Mas.. hehehe.."
"Gombalnya Mas Udin itu loh, bikin kangen," Marini tersipu-sipu.