Mohon tunggu...
A K Basuki
A K Basuki Mohon Tunggu... karyawan swasta -

menjauhi larangan-Nya dan menjauhi wortel..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sepinggan Kebahagiaan 1

4 Maret 2011   14:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:04 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hahai...jangkrik katanya..memang Gadis tahu jangkrik itu seperti apa?"

"Tahu! Itu yang buat minum!"

Kawanan pencela Gadis itu terdiam semuanya, berpikir.

"Wah...itu cangkir, kali!" akhirnya Anwar berteriak sambil tertawa dan menghembuskan asap rokoknya.

"Cangkir itu kelapa yang masih kecil!" teriak Gadis lagi dengan jengkel.

"Cengkir, kali!"

"Cengkir itu gila!

"Haha..itu kenthir, kali!"

Gadis tidak perduli lagi dan tidak ingin menanggapi lagi candaan mereka. Karena lelah berteriak-teriak hingga otot lehernya serasa mau putus dan mencoba menggedor pintu kamar Damar akhirnya dia terduduk di depan pintu yang tertutup itu dengan tangan bersidekap di dada dan bibir yang cemberut.

Kawanan penggodanya kemudian bubar satu-satu dan masuk ke kamar masing masing karena tahu, dengan posisi seperti itu, Gadis sangat-sangat berbahaya jika diganggu. Keadaan menjadi sunyi, hanya sayup-sayup terdengar alunan musik cadas yang melantun dari salah satu kamar kos di sana.

Gadis masih dengan posisinya. Ada alasannya kenapa dia sangat berkeras untuk mengucapkan perasaannya pada Damar hari ini. Sepulang sekolah tadi, dilihatnya Damar sedang berbincang-bincang dengan seorang perempuan, mungkin kawan satu kampusnya, dengan sangat mesra. Gadis menjadi panas dan tidak ingin didahului oleh perempuan cantik itu, karena itu otak remajanya berpikir sangat sederhana. Baginya, siapa yang mengatakan perasaannya dalam urutan yang pertama pastilah akan keluar sebagai pemenangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun