Mohon tunggu...
Ariska Avrillyani
Ariska Avrillyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakara

Saya memilki hobi menulis, mendengarkan musik, dan memiliki keterkaitan dengan bidang fotografi dan videografi

Selanjutnya

Tutup

Book

Di Tepi Kali Bekasi, Novel Revolusioner Karya Pram dalam Kacamata Robert Stanton

20 Juli 2024   20:35 Diperbarui: 20 Juli 2024   20:38 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi pribadi

Menurut Robert Stanton (2007:46) sarana sastra adalah cara pengarang untuk merangkai detail cerita agar terlihat bentuk yang bermakna. Hal ini diperlukan agar pembaca dapat memahami fakta yang ingin disampaikan dari sudut pandang pengarang.

A. Judul

Judul harus sesuai dengan isi novel yang diceritakan. Novel karya Pramoedya ini berjudul “Di Tepi Kali Bekasi” yang menceritakan peperangan pada masa revolusioner atau tahun 45. Pemuda-pemuda yang tidak punya pengalaman militer, bergerak agar bisa menjadi tentara untuk membela tanah air. Akhir cerita ini menceritakan kota Bekasi menjadi titik peperangan.

B. Sudut Pandang

Menurut Hermawan (2018:16) sudut pandang personal ketiga menggunakan kata “dia” berarti narator tidak terlibat dalam cerita. Tokoh-tokoh cerita ditampilkan melalui penyebutan nama atau kata ganti seperti ia, dia, dan mereka. Pada novel “Di Tepi Kali Bekasi” karya Pram, menggunakan sudut pandang orang ketiga, tokoh utamanya adalah Farid.

C. Gaya dan Tone

Stanton (2007: 61-63) gaya adalah ciri bahasa yang digunakan pengarang dalam bercerita. Sedanglan tone adalah suasana emosional pengarang dalam cerita, seperti romantis atau ironis. Gaya bahasa pada novel ini masih merujuk pada ejaan zaman dahulu, seperti /tji/ yang aslinya adalah /c/. Selain menggunakan ejaan zaman dahulu, novel “Di Tepi Kali Bekasi” menggunakan beberapa majas. Gaya bahasa majas repetisi menurut Pamungkas dan Saddono (2018:113) adalah majas pengulangan pada kata yang memiliki fungsi sebagai alat untuk mendapatkan kesan-kesan tertentu.

  • Bekasi………. Berbekas di hati………. Kota jang membekasi……….
  • Bibirnja gemetar. “Mer……de……ka! Tetap mer…de!” Orang-orang jang masih sehat membalas: “Merdeka! Tetap Merdeka!”

Majas Simile menurut Tarigan dalam Lafamane (2020: 5) adalah perumpamaan atau perbandingan dua hal yang berlainan, namun dianggap sama. Perbandingan ini dinyatakan dengan pemakaian kata seperti, sebagai, bagaikan.

  • Sekarang pahlawan itu telah tidur abadi dalam pelukan pertiwi. Barangkali sdja rangkaian melati itu diterimanja sebagai kekalnja persahabatan dan persaudaraan.

Tone pada novel ini adalah perasaan atau suasana yang menegangkan, dikarenakan novel ini banyak menjabarkan rentetan peristiwa pascaperang. Kemudian ada rasa haru menyedihkan, sebab tokoh Amir selaku sahabat Farid telah meninggal dunia.

D. Simbolisme

Stanton (2007:64) berpendapat bahwa simbol adalah rincian konkret dan bersifat faktual yang berguna untuk memunculkan gagasan dan emosi para pembaca. Ada beberapa simbol yang digunakan pada novel “Di Tepi Kali Bekasi”, yaitu:

  • Tentara, angkatan bersenjata yang berasal dari negara Indonesia
  • Giyugun, tentara Pembela Tanah-Air, tentara nasional buatan Jepang.
  • Seksi, pasukan, kurang lebih terdiri dari enam puluh orang.
  • Garong, perampok Jawa Barat.
  • Laskar Hizbullah, laskar yang berisikan pemuda islam.
  • Pelopor, barisan buatan Jepang, jadi musuh Belanda sesudah proklamasi kemerdekaan.
  • Laskar Rakyat, irregular militer aktif di Jakarta dan wilayah sekitarnya pada Revolusi Nasional Indonesia.
  • NICA atau Netherlands Indies Civil Administration, pemerintahan sipil Belanda.
  • Kerabin-mitraliur, kerabin otomatik, biasa disingkat KM.
  • Salvo, penghormatan jenazah perajurit dengan tembak ke udara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun