c. Pertempuran
Tilpun dari sektor tengah. Musuh mulai menjerang. Mempergunakan bom asap. Ditaksir dua bataljun. Pertempuran antara musuh melawan Tentara dan Laskar Rakjat tengah terdjadi. Seksi kapten komandan sektor diadjukan djadi sajap kiri, Laskar Rakjat djadi sajap kanan.
d. Kesenjangan sosial
Walau ia tukang djahit sadja, tetap dalam djaman jang sulit ini bisa membeli beras tiap hari, adalah suatu kelebihan bagi pemandangan kita kaum buruh jang serba keteteran hidupnja.
e. Persahabatan
Esok harinja kedua sahabat itu mengantarkan djenazah ke kubur -- satu kilometer dari markas Tentara, di Putjung. Sebentar-sebentar Farid turut memikul. Demikian Soerip. Air darah Amir masih titik-titik berbau busuk sekali. Bau mait bertjampuran, berebut menang dengan bau bunga dan minjak wangi, achirnya betjampur-baur tak karuan.
2. Fakta Cerita
Stanton (2007:22) karakter, alur, dan latar bagian dari fakta-fakta cerita yang befungsi sebagai rekaman imajinatif sebuah cerita.
A. Karakter
Karakter dibagi menjadi dua dalam pandangan Stanton (2007:33), karakter pertama berupa individu yang muncul dalam cerita. Karakter yang kedua mengacu pada perpaduan antara keinginan dan emosional terhadap individu.
- Farid memiliki karakter dapat dipercaya, seperti pada kutipan berikut: Farid diberi kewajiban mendjaga kelima tawanan itu. Matanja tak lepas dari Gurka-gurka itu.
- Amir memiliki karakter dengan jiwa patriotisme, seperti pada kutipan berikut: Amir telah gugur! Amir jang gagah perwira. Berkurban untuk pertiwi Indonesia. Djiwanya diserahkan dengan rela, menjusul keluarganya. Ketabahannja, tindakanja tak pantang surut diberbagai pertempuran di Birma, daerah-daerah hutan daratan Papua… Kini diserahkan kepada negara Indonesia, guna kehormatan kemerdekaan.
- Soerip memiliki karakter yang penakut, seperti pada kutipan berikut: Heran Farid melihat Soerip punja sendjata. Mengapa takkan kagum! Soerip terkenal sebagai anak penakut. Tak pernah turut bertempur. Selalu mengeram di rumah. Dan kini punja geranat-tangan. Tidak sebuah, dua malah.
- Bapak Farid memiliki karakter yang selalu khawatir terhadap anaknya, yaitu Farid. Khawatirnya ini digambarkan sebagai berikut: Djaman revolusi, serba berubah dan bergerak! Dan anakku sendiri turut serta dibawa arus djaman. Moga-moga sadja bisa kembali. Insja Allah!”
- Nanny memiliki karakter pemberani, seperti pada kutipan berikut: Ia gadis berani, berani bergaul dengan sedadu-serdadu Belanda dan serinng pula menjerobot pestol atau peluru untuk diserahkan kepadanja atau Laskar Rakjat daerah Pasar Senen-siku.
B. Alur