Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menjumpai Pohon Tropis Tertinggi di Dunia di Taman Bukit Tawau

23 September 2024   06:48 Diperbarui: 23 September 2024   08:00 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis di bawah kaki pohon tropis tertinggi di dunia di Tawau,  sumber gambar: Aris Heru Utomo

Saat kami tiba di bawah kaki pohon tertinggi di dunia tersebut, tidak ada seorang pun pengunjung yang ada di sekitar area tersebut. Tampaknya pengunjung yang lain sudah turun terlebih dahulu, seperti beberapa orang pengunjung yang kami jumpai di sepanjang jalan pendakian.

Karena tidak orang lain disana, maka kami dapat melihat-lihat pohon tropis tertinggi di dunia tersebut dan kawasan di sekitarnya dengan lebih leluasa dan tentu saja sambil berfoto-foto. Tampak di sekelilingnya terdapat beberapa pohon serupa yang juga cukup tinggi, namun dengan lingkaran batang yang lebih kecil, yang membuat kawasan di sekitarnya menjadi lebat oleh pepohonan.

Berjarak sekitar beberapa meter dari kaki pohon tropis tertinggi di dunia tersebut, tampak melintang sebuah batang pohon tumbang. Ukuran batangnya cukup besar dan panjang, hampir sebesar pohon tertinggi itu sendiri.

Sementara di kaki pohon, terdapat semak-semak dimana sesekali melintas kupu-kupu cantik yang sesekali hinggap di pucuk daun. Sementara di tanah, terlihat hewan kaki seribu melintas di atas daun-daun kering. 

Setelah cukup puas berada di lokasi dan menatap keindahan pohon tropis tertinggi di dunia, penulis dan istri pun kembali ke lokasi awal pendakian. Seperti lazimnya pendakian, perjalanan kembali atau perjalanan turun terasa lebih ringan dan cepat. Alhamdullilah selama mendaki dan turun tidak turun hujan. Awan yang sejak pagi menggantung di langit justru menjadi payung yang melindungi perjalanan kami dari panas terik pagi jelang siang. 

Tidak membutuhkan waktu lama, kami pun tiba di lokasi awal pendakian. Setelah beristirahat sejenak, kami pun kembali ke kota Tawau. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun