"Jangan lupa bro, Undang-undang tersebut juga menyebutkan bahwa bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan Indonesia merupakan manifestasi kebudayaan yang berakar pada sejarah perjuangan bangsa, kesatuan dalam keragaman budaya, dan kesamaan dalam mewujudkan cita-cita bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujar teman saya lebih lanjut.
Â
"Bendera merah putih ini mempunyai makna khusus. Merah berarti berani dan putih berarti suci. Merah melambangkan tubuh manusia, sedangkan putih melambangkan jiwa manusia. Keduanya saling melengkapi dan menyempurnakan," tambah teman saya.
Â
      "Benar banget bro. Saya baca di Encyclopedia Britannica (2015), bendera dengan warna merah putih ini sebenarnya sudah digunakan sejak zaman kerajaan. Kerajaan Majapahit yang berpusat di Jawa Timur menjadikan bendera merah putih sebagai lambang kebesarannya pada ke-13 hingga ke-16," saya mencoba menimpali.
Â
Saya pun menambahkan penjelasan berikut "Konon sebelumnya, Kerajaan Kediri sudah menggunakan warna merah putih sebagai panji kerajaan. Bahkan bendera perang Sisingamangaraja IX dari tanah Batak memakai warna merah putih. Pada beberapa perang di Aceh, para pejuang juga menggunakan bendera perang dengan warna merah putih. Kemudian di awal abad ke-20 di bawah kekuasaan Belanda, para pelajar dan kaum nasionalis menggunakan bendera yang dinamakan Sang Merah Putih".
Â
"Setelah Perang Dunia II dan Indonesia merdeka, bendera merah putih mulai digunakan sebagai bendera nasional. Bendera Sang Saka Merah Putih pertama kali dikibarkan di Indonesia pada 17 Agustus 1945 saat proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia. Setelah itu hingga sekarang bendera merah putih dikibarkan setiap upacara bendera," ujar saya menambahkan.
Â
      "Oh iya, saya juga pernah baca sebuah artikel di situs Historia.id berjudul "Meluruskan sejarah bendera pusaka," bendera pusaka merah putih dijahit oleh ibu Fatmawati Sukarno". Pada artikel yang merujuk pada pengakuan Fatmawati di bukunya "Catatan Kecil Bersama Bung Karno, Volume 1, terbitan tahun 1978, diceritakan bahwa suatu hari, Oktober 1944, tatkala kandungannya berumur sembilan bulan (Guntur lahir pada 3 November 1944), datanglah seorang perwira Jepang membawa kain dua blok, masing-masing berwarna merah dan putih. Pemberian kain tersebut kemungkinan dari kantor Jawa Hokokai terkait dengan pengumuman Perdana Menteri Koiso pada 7 September 1944 bahwa Jepang berjanji akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia "kelak di kemudian hari. Dengan kain itulah, Fatmawati menjahitkan sehelai bendera merah putih dengan menggunakan mesin jahit tangan.," sela teman saya mencoba menambahkan.