Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hijrah, Kemerdekaan RI dan Pancasila

20 Agustus 2020   11:22 Diperbarui: 20 Agustus 2020   11:22 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para tokoh pendiri bangsa Indonesia menyadari bahwa meski mayoritas pendudiuk Indonesia adalah Muslim, namun ada penganut agama lainnya yang juga harus diakomodir dan dihormati hak-haknya. 

Karena pendiri bangsa seperti Mohammad Hatta ingin agar nilai-nilai Islam dapat menggarami kehidupan budaya bangsa, hingga akhlak mulia dan keadilan dapat ditegakkan secara nyata. Islam tidak mesti ditunjukkan via simbol-simbol, tapi dapat juga disubstansialisasikan dalam konteks berbangsa dan bernegara.

Memahami peta sosiologis dan antropologis bangsa Indonesia, Hatta kukuh menggulirkan Islam garam dengan mencoret tujuh kata dalam Piagam Jakarta "Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari'at Islam bagi pemeluknya". Sila pertama itu kemudian diubah menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa".

Meski awalnya ditentang, akhirnya keputusan Hatta itu dapat diterima berbagai pihak. Sebagai seorang negarawan yang cukup arif, Hatta tidak ingin memisahkan Islam dari kehidupan bangsa Indonesia dengan dihapusnya kata itu. Hatta justru melihat bahwa spirit Piagam Jakarta tetap terkandung dalam sila pertama Pancasila "Ketuhanan Yang Maha Esa", meskipun kata syari'at Islam tidak dicantumkan di situ. Hatta mengedepankan substansi dan menyimpan simbol jika simbol pada akhirnya melahirkan ketidakharmonisan horizontal.

Melalui proklamasi kemerdekaan RI dan berkat Pancasila, Indionesia berhasil menyatukan masyarakat yang majemuk menjadi sebuah negara dan bangsa yang memiliki kebebasan dan kesetaraan bagi seluruh warga Indonesia.

Masyarakat Indonesia yang bersuku-suku dengan beragam kerajaan dan kesultanan yang tersebar dari Sabang sampai Merauke dari Miangas hingga Pulau Rote, berhasil bersatu dalam negara kesatuan RI.

Kemerdekaan yang direbut secara mandiri dari tangan penjajah menjadi salah satu faktor penguat persatuan bangsa. Daya tahan masyarakat Indonesia menjaga persatuan dan kesatuan NKRI sejauh ini sudah cukup teruji bila dibandingkan dengan negara lain seperti India, Uni Soviet ataupun Yugoslavia.

India yang memperoleh kemerdekaan dari imperialisme Inggris pada 15 Agustus 1947 justru terpecah dengan terbentuknya Pakistan yang berpenduduk Muslim sehari sebelumnya, 14 Agustus 1947. Pakistan sendiri pun kemudian terpecah setelah negara bagian Pakistan Timur berpisah menjadi negara baru bernama Bangladesh pada 1971.

Uni Soviet, sebuah negara adi daya pada masa Perang Dingin, bubar dan terpecah belah menjadi beberapa negara setelah Perang Dingin berakhir pada 1989. Begitupun dengan Yugoslavia yang juga bubar setelah wafatnya Jenderal Josep Broz Tito.

Jadi sesungguhnya nikmat mana lagi yang kau dustakan ketika masyarakat Indonesia telah merdeka dan memiliki Pancasila sebagai pemersatu bangsa. Janganlah berpikir untuk menodai kemerdekaan yang telah diraih dan diperjuangkan dengan susah payah oleh para pendiri bangsa selama berabad-abad. Jangan berpikir untuk mengubah NKRI dengan bentuk negara lain ataupun menggantikan ideologi Pancasila dengan ideologi lain.

Mari jadikan tahun baru hijriyah sebagai momen bersejarah hijrah Rasulullah dari Makkah ke Madinah. Jadikan semangat hijrah sebagai momen berpindah dari keadaan yang tidak baik di suatu tempat ke tempat lain untuk menggapai keadaan yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun