Istimewa karena bila ditarik benang merahnya terdapat kesamaan  antara peristiwa Hijrah yang dilakukan Nabi Muhammad SAW dengan Proklamasi Kemerdekaan RI. Ada kesamaan untuk mencapai kebebasan, kesetaraan dan menghapuskan keterbelakangan di tengah kehidupan masyarakatnya yang majemuk dan terdiri dari beragam suku bangsa.
Hijrah yang dilakukan Nabi Muhammad SAW pada 1442 Hijriyah mengingatkan umat pada sikap istiqamah atau teguh pendirian Nabi Muhammad SAW yang tetap berjuang menyebarkan Islam meski menghadapi berbagai rintangan, hambatan dan ancaman. Hijrah juga mencerminkan kecerdasan pemikiran Nabi dalam perjuangan dakwahnya, menyebarkan agama Islam di tengah keterbatasan dan umat Islam yang masih sangat sedikit jumlahnya. Â
Sementara Proklamasi Kemerdekaan RI merupakan pintu gerbang menapaki jembatan emas pembebasan bangsa Indonesia dari penjajahan kolonial Belanda. Sesuatu yang mungkin tidak terbayangkan pada saat itu, mengingat kondisi bangsa Indonesia yang majemuk, terpisah-pisah secara geografis antara satu suku/daerah dengan suku/daerah lain dan tidak memiliki teknologi militer yang dapat digunakan untuk melawan tantara penjajah.
Persamaan semangat hijrah dengan proklamasi kemerdekaan RI menjadi penting untuk dipahami karena seperti dikatakan Kepala BPIP "mengajarkan kita arti kebebasan, kesetaraan dan penghapusan segala bentuk keterbelakangan". Secara politik ada kesamaan dengan semangat proklamasi kemerdekaan dan nilai-nilai Pancasila yang merupakan fasalafh dan dsar negara Indonesia.
Nabi Muhammad SAW yang hijrah ke Madinah dihadapkan pada tantangan untuk membangun negara dengan mempersatukan masyarakat Madinah yang saat itu sangat plural baik dilihat dari agama maupun suku warganya. Disamping umat Islam, ada penganut Nasrani dan Yahudi. Juga dari sisi suku atau kabilah ternyata sangat banyak dan beragam tradisi dan budayanya.
Meski mayoritas penduduk Madinah adalah umat Islam, namun Nabi Muhammad SAW tetap menghormati suku bangsa lain yang tinggal di Madinah namun tidak menjadikan Islam sebagai agamanya. Lahirlah kemudian perjanjian yang disebut Piagam Madinah.Â
Piagam ini diakui sebagai bentuk perjanjian dan kesepakatan bersama bagi membangun masyarakat Madinah yang plural, adil, dan berkeadaban. Piagam Madinah yang terdiri dari 47 pasal yang disusun Rasulullah itu dinilai sebagai konstitusi termodern di zamannya, atau konstitusi pertama di dunia.
Proklamasi Kemerdekaan RI dan Pancasila adalah contoh terbaik bagaimana masyarakat Indonesia meneladani jejak Nabi Muhammad SAW yang berhasil mempersatukan masyarakatnya tanpa pertumpahan darah.
Para tokoh pendiri bangsa dan negara berhasil menjadikan Indonesia mewujudkan Piagam Madinah di jaman modern melalui penetapan Pancasila sebagai ideologi dan. dasare negara Indonesia.
Apabila kita melihat bagaimana perbedaan agama dan suku dikelola, maka kita akan menjumpai anyak kesamaan antara Pancasila dengan Piagam Madinah. Masyarakat Madinah ternyata bukan saja berhasil membangun toleransi, akan tetapi juga bekerjasama membangun kesejahteraan seluruh warganya, sekaligus melindungi dan memajukan negara.Â
Begitupun dengan Pancasila yang berhasil mempersatukan masyarakat Indonesia yang beragam dan berupaya mewujudkan keadilan dan kesejahteraan sosial.