[caption id="attachment_25783" align="alignright" width="300" caption="Meeting Kit NATO"][/caption]
Usai melihat-lihat, kami pun kembali ke ruang pertemuan untuk mendengarkan paparan dari Zsolt Rabai dan Giller Vander Ghinst (Kepala Seksi Divisi Politik dan Keamanan). Dalam paparannya, Rabai secara umum mengemukakan bahwa perubahan global berdampak pula pada NATO. Selain berdampak pada cara pandang NATO yang tidak lagi bertumpu pada pendekatan geografis, tetapi juga pendekatan ke publik, khususnya dalam memberikan gambaran yang lebih utuh mengenai perkembangan dan peran NATO dewasa ini.
Perubahan pendekatan ke publik bisa dilihat dari diterimanya kunjungan delegasi non-anggota NATO di Markas besarnya di Brussel. Suatu hal yang sangat mustahil dilakukan di era perang dingin. Secara bergurau, ia pun mengutarakan bahwa markas NATO tidaklah seseram yang dibayangkan. Di markas NATO tidak ada peluru kendali atau persenjataan berat serta pasukan militer. Jangan pula bayangkan adanya gadget canggih seperti dalam film-film James Bond. Semuanya sama seperti kantor-kantor lainnya. Selanjutnya pembicaraan diwarnai dengan diskusi hangat mengenai peran dan ketelibatan NATO di berbagai konflik seperti di Kosovo dan Afghanistan.
Usai berdiskusi dengan Rabai, Vander Ghinst melanjutkan paparan dan berdiskusi mengenai hubungan kemitraan NATO dengan berbagai negara di luar kawasan Transatlantik. Ada beberapa kerjasama kemitraan yang saat ini telah dilakukan antara lain dengan Armenia, Austria, Irlandia dan juga Rusia. Selain itu ada ada juga kerjasama dengan beberapa negara Mediterania dan Timur Tengah termasuk Israel. Dalam menghadapi ancaman keamanan baru, NATO pun memiliki operasi dan misi baru antara lain mengupayakan perdamaian di Afghanistan, membantu pemulihan keamanan di Iran, memerangi terorisme di Mediterania dan membantu Uni Afrika dalam menciptakan perdamaian di Darfur, Sudan.
Usai pertemuan yang memakan waktu 2 jam tersbuit, kami kemudian dijamu makan siang oleh Rabai di kantin NATO. Namanya memang kantin, tapi ruangan dan menu nyang disajikan layaknya restoran besar. Di kantin ini berbagai delegasi dijamu oleh pejabat NATO. Selain rombongan kami, tampak pula delegasi besar yang kemungkinan dari Rusia (saya tidak sempat mengkonfirmasikan dengan mereka, tapi dari nguping pidato sambutan mereka yang menggunakan bahasa Rusia, kemungkinan memang delegasi Rusia atau setidaknya salah satu negara pecahan Uni Soviet).
Usai dijamu makan siang, kami pun segera mengakhiri kunjungan di NATO. Tidak seperti umumnya sebuah pertemuan (apalagi ala blogger) yang diakhiri dengan foto bersama, disini hal tersebut tidak berlaku sama sekali. Usai pertemuan, kami hanya bersalaman dan berharap bisa bertemu di lain waktu dan kesempatan. Selanjutnya dengan beriringan dan kedinginan kami kembali ke bis. Saya pun tidak lupa mengambil kembali handphone yang ditinggalkan di ruang penjagaan. Sementara itu, biar ada bukti kunjungan, setibanya di bis saya pun segera mengambil gambar markas NATO, walau cuma dari luar pagar dan hasilnya bisa dilihat pada foto di atas. Mudah-mudahan lain waktu bisa berkunjung kesana lagi dan mendapatkan cerita serta gambar yang lebih menarik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H