Melihat konsep tersebut di atas, sepertinya tidak diperlukan adanya penambahan waktu sekolah dalam setiap harinya untuk penguatan pendidikan karakter di sekolah, karena pada hakikatnya penanaman nilai-nilai karakter pada pribadi siswa dapat dilakukan dengan menginternalisasikan dan mengintegrasikannya ke dalam setiap tahapan pendidikan yang telah ada dengan alokasi waktu yang berlaku selama ini. Untuk apa menambah waktu sekolah, apabila waktu yang telah diberlakukan selama ini tidak dioptimalkan dengan berbagai upaya yang mengarah pada terwujudnya pendidikan yang komprehensif untuk mencetak para siswa menjadi generasi penerus yang mumpuni intelektualnya, dan memiliki karakter yang luhur. Lebih baik waktu sekolah yang ditambahkan itu digunakan oleh para siswa untuk mendapatkan berbagai pengalaman hidup di masyarakat dengan berbagai aktivitasnya.Â
Pemerintah tak perlu mengkhawatirkan anak-anak kita akan terjerumus ke dalam pergaulan-pergaulan yang negatif. Semua itu tidak akan terjadi apabila pemerintah dapat menjamin dan memastikan bahwa setiap sekolah dapat berperan secara optimal dalam proses pendidikannya yang tidak hanya sekedar melakukan transfer of knowledge, namun transfer of valuesselalu ada dalam setiap interaksi seluruh elemen sekolah dengan para siswanya, dengan terlebih dahulu terjadi proses internalisasi nilai-nilai karakter pada pribadi setiap elemen sekolah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H