Mohon tunggu...
Aris Dwi Nugroho
Aris Dwi Nugroho Mohon Tunggu... Dosen - Seseorang yang selalu ingin menjadi pembelajar sejati untuk menggapai kebahagiaan hakiki.

Email: anugrah1983@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tak Perlu Ada Penambahan Waktu Sekolah untuk Penguatan Pendidikan Karakter

18 Juli 2017   12:30 Diperbarui: 18 Juli 2017   12:57 1262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, tahap perencanaan ini juga bukanlah hanya sekedar menyusun kurikulum sebagai pemenuhan formalitas dokumen belaka. Penyusunan kurikulum ini harus dilandasi dengan niat yang tulus dan tidak menjadikannya sebagai sebuah beban. Penyusunan kurikulum merupakan sebuah upaya merencanakan berbagai hal yang terkait dengan pengalaman yang akan diberikan kepada siswa selama mengikuti program pendidikan di sekolah. Selain itu, dalam penyusunan kurikulum ini bukan hanya sekedar merencanakan kegiatan transfer of knowledge, namun harus direncanakan juga berbagai kegiatan yang bertujuan untuk mentransfer nilai-nilai karakter selama berinteraksi dengan siswa. 

Kurikulum dalam hal ini bukan hanya dipahami dengan menggunakan paradigma klasik, sebagai sebuah perencanaan kegiatan yang terbatas pada ruang kelas. Namun, kurikulum harus dipahami dengan menggunakan paradigma modern, yang oleh Oliver (1977: 32) didefinisikan sebagai program pendidikan untuk mendapatkan pengalaman belajar yang dirancang lembaga pendidikan untuk diikuti siswa yang meliputi program studi, program pengalaman, program pelayanan dan kurikulum tersembunyi. Sehingga, seluruh interaksi yang terjadi terhadap pribadi siswa, baik yang dilakukan oleh pendidik, maupun seluruh elemen yang berada di lingkungan sekolah (tenaga administrasi, tenaga kebersihan, tenaga keamanan, dan lain sebagainya), tidak dapat dipisahkan dari kurikulum, yang tentunya harus didesain untuk mendukung penanaman nilai-nilai karakter siswa.   

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tahap perencanaan/persiapan merupakan sebuah tahap yang bukan hanya sekedar mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan dokumen semata, namun proses internalisasi nilai-nilai karakter pada diri pendidik dan seluruh elemen sekolah menjadi sesuatu yang harus dilakukan, dan semua itu harus termanifestasi di setiap interaksinya dengan siswa.

Tahap Proses

Tahap proses merupakan sebuah tahapan inti dari sebuah pendidikan di sekolah. Dimana pendidik akan berinteraksi secara langsung dengan para siswanya selama di sekolah untuk menjalani sebuah proses pendidikan. Pada tahap ini, seluruh perilaku pendidik harus selalu mencerminkan nilai-nilai karakter, dan mengintergrasikannya di setiap interaksinya dengan siswa, baik di dalam kelas, maupun di luar kelas. Sehingga interaksi pendidik dengan siswa, bukan hanya sebatas transfer of knowledge,namun terjadi pula transfer of values.

Selanjutnya, seorang pendidik harus memahami bahwa tahap proses ini bukanlah hanya sekedar fokus terhadap standar kurikulum yang telah ditetapkan, tetapi lebih dari itu dalam pelaksanaannya memiliki esensi-esensi dasar yang harus dikembangkan oleh setiap pendidik, yaitu melandasi seluruh aktivitas pelaksanaannya dengan cinta dan kasih sayang. Karena dengan cintalah hubungan pendidik dengan siswa akan harmonis. Cinta dan kasih sayang akan melahirkan kelembutan, kesabaran, penerimaan dan sikap postif lainnya yang akan menjadikan siswa memiliki kepribadian yang baik dan berkarakter.

Selain upaya lahiriah yang dilakukan pada tahap proses ini, seorang pendidik juga tidak boleh mengabaikan upaya batiniahnya. Dia harus mengawali pelaksanaan tahapan proses ini dengan sebuah niat suci, semata-mata untuk beribadah kepada Allah SWT dengan penuh keikhlasan. Selanjutnya memohon pertolongan kepada-Nya agar seluruh upaya yang dilakukannya mendatangkan kebaikan bagi dirinya dan bagi para siswanya. Dan setelah melaksanakan tahap proses ini, seorang pendidik senantiasa harus menghadirkan para siswanya di setiap doanya, agar seluruh rangkaian proses pendidikan di sekolah dapat memberikan manfaat dan keberkahan dalam kehidupan pribadi dan para siswanya.

Tahap Evaluasi

Tahap evaluasi merupakan sebuah tahapan untuk melihat tingkat keberhasilan proses pendidikan yang telah dilakukan secara berkala. Idealnya dalam tahap evaluasi ini, pendidik tidak hanya mengevaluasi siswa, namun harus pula mengevaluasi pribadinya dari berbagai aspek, baik aspek lahiriah, maupun aspek batiniahnya. Di luar program evaluasi yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah yang tidak menjangkau domain afektif, pendidik dapat melakukan evaluasi secara berkala bersama-sama dengan siswa terkait dengan proses transfer of values. Berikan sentuhan-sentuhan spiritual di dalam hati siswa, agar siswa dapat melihat pribadinya secara objektif dengan penuh kejujuran dan keterbukaan. 

Selain itu, pendidik pun harus memberikan ruang kepada siswa untuk dapat mengungkapkan segala sesuatu yang terkait dengan pribadinya dan pribadi pendidik itu sendiri yang berhubungan dengan proses transfer of knowledgeyang telah dilakukan bersama. Pendidik tak perlu malu dan takut dengan ungkapan-ungkapan siswa tentang dirinya, karena hal tersebut tak akan menjatuhkan martabatnya. Terima dan sikapi semuanya dengan bijak sebagai bahan peningkatan kualitas bagi dirinya dan proses pendidikan selanjutnya.   

Selanjutnya, selain mengevaluasi proses pendidikan sesuai dengan standar kurikulum yang ada, seorang pendidik sekiranya dapat memanfaatkan tahapan ini sebagai sarana untuk penanaman nilai-nilai karakter kejujuran, dan kepercayaan diri pada pribadi siswa. Sehingga akan tumbuh kesadaran pada diri siswa akan kemampuan pribadinya, dan tentunya itu akan menjadi sebuah modal untuk perbaikan dan peningkatan kualitas dirinya dalam mengikuti proses pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun