Antony pun sudah tahu jawabannya sejak lama. Ia hanya tidak ingin menerima bahwa gadis yang selalu mengisi mimpinya tak lagi bersamanya mengarungi dunia nyata.Â
Matanya melirik tulisan percakapan Veni dengannya yang ia tulis di jurnal. Sejenak ia tersenyum dan menutup buku itu. Ia bangkit berdiri, meletakan uang di atas meja dan melangkah keluar.Â
Langkahnya terhenti ketika ia berada di depan pintu. Antony melemparkan jurnal itu ke tempat sampah di samping pintu.Â
"Cukup." Ucapnya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H