Mohon tunggu...
Aris Balu
Aris Balu Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Menulis seputar fiksi dan fantasi || Bajawa, Nusa Tenggara Timur

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menawan Hati

8 Januari 2024   01:24 Diperbarui: 20 November 2024   00:42 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sejenak Veni menghela nafas. "Itu ga adil, Ton. Kamu ga bisa memaksakan perasaanmu padaku. Apa menurutmu kita bakalan bahagia kalau aku harus berpura-pura mencintaimu?"

"Kamu ga pernah mau mencobanya, Ven." Bantah Antony. 

"Kamu tahu kalau itu ga benar. Aku pernah menyukaimu. Tapi kau merasa itu ga mungkin. Kamu menjauh, khawatir kalau kamu ga tahu cara mencintai ku. Sekarang pilihanmu terbatas, Ton."

"Aku ga bisa, Ven. Tidak hari ini dan tidak juga 50 tahun lagi. Aku ga akan pernah melupakanmu. "

"Kamu ga bosan bermain-main dengan perasaanmu? Kalau terus begini, semua orang akan mengambil kursi kosong disisimu dan tidak pernah duduk disampingmu. " Perlahan Veni mengelus Wajah Antony, mengusap air mata yang tak mampu ia tahan lagi. 

"Jangan menawankan hatimu padaku, Ton. Aku ingin kamu bebas. Mari kita sudahi ini semua. "

Antony mencoba menggenggam tangan Veni meskipun ia tahu bahwa itu tidak mungkin. 

Sejak awal ia masih duduk sendiri di cafe itu, ditelan keramaian yang menutupi khayalan akan gadis yang tak lagi bersamanya.  

"Lihat, kamu kayak orang be.. "

"iya-iya, aku tahu. Aku mencintaimu, Veni."

Gadis itu tidak menjawab, tersenyum lalu menghilang dari hadapan Antony. Terang saja, kenangan tak bisa memberikan jawaban atas masa depan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun