Mbok.. mbok Ati!" Seru Bagus memanggil pembantunya sembari memukulkan gembok pada gerbang depan. Dahinya mengerucut saat mbok Ati tak jua menjawab panggilannya.
"Kemana sih ni orang?" Gumamnya terus memukul-mukul gerbang rumah.
Sesaat kemudian seorang bocah keluar dari pintu rumah sambil membawa kunci gerbang.Â
"Mbok Ati dimana, Dit?" Tanya Bagus pada adiknya.
"Ada di belakang. Tapi dari tadi di dapur terus, kak. Kok kakak udah pulang? biasanya pas sore."Â
"Ga usah berisik. Buka aja gerbangnya." Perintah Bagus yang tidak ingin menceritakan bahwa kampusnya sengaja di tutup dan murid-murid dipulangkan setelah terjadi pengeboman di kantor daerah di seberang jalan.
"Iya..iya, sabar" Radit memutar kunci pada gembok, lalu melepaskan rantai yang mengikatnya.
Segera Bagus memasukan sepeda motornya kedalam gerbang. Ia melepaskan plastik yang diikatkan pada gagang setir dan melangkah masuk kedalam rumah bersama sang adik.
"Kamu udah makan? nih kakak bawain mie ayam." Ujar Bagus sambil mengangkat plastik putih berisi mie yang dibelinya di warung langganannya.
"Pas banget, kak, hehe." Wajah Radit berseri menyambet mie dari tangan Bagus. Ia berlari kebelakang dapur lalu mengambil mangkuk di rak.