Mohon tunggu...
Aris Balu
Aris Balu Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Menulis seputar fiksi dan fantasi || Bajawa, Nusa Tenggara Timur

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen Fantasi: Anjing Liar Part 4

5 Juni 2022   09:25 Diperbarui: 5 Juni 2022   09:29 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Serangan pria berjubah hitam tersebut semakin cepat sehingga membuat Ouhm merasa terdesak. Ia harus menemukan pola pada serangan sang lawan dan menyerang balik.

Salah satu cara terbaik untuk mengalahkan pengguna Virant adalah dengan merengut keseimbangannya. Meskipun mereka memilik kekuatan fisik serta intuisi yang melebihi manusia biasa, pengguna virant tetaplah mahluk yang harus menapaki tanah.

Sang pengembara terus menebaskan seruling pada Ouhm yang menunggu kesempatan yang tepat untuk membalas. Ketika ayunan benda itu mengincar lehernya, dengan cekatan Ouhm menekukan lutut dan menyapu kaki Haka dengan tumit. Sangat disayangkan serangan balik tersebut tidak berhasil. Haka melompat dengan mudah menghindari sapuan. Namun sebelum kakinya menyentuh tanah, Ouhm merangkul pinggul Haka lalu menjatuhkannya dengan keras. Debu dan kerikil beterbangan ketika tubuh Haka menghantam tanah.

Tanpa menunggu lama, Ouhm berlutut diatas tubuh pria itu dan melancarkan serangkaian pukulan mematikan kearah wajah sang pengembara. Ia harus menyelesaikan ini dengan cepat, ia haru__

"Kau anjing yang jahat.... Kau tidak mempunyai hati." Ujar Haka

Ouhm menghentikan pukulannya.

Seketika seruling Haka menghantam bahu Ouhm dan membuatnya terpental beberapa kaki hingga tubuhnya menabrak pohon cemara. Haka tertawa terbahak-bahak seolah tidak percaya, lalu menghela nafas panjang. Ia bangun berdiri lalu melepaskan jubah hitamnya yang kini dipenuhi debu. Selain lecet pada wajahnya, ia sama sekali tidak terluka. Terang saja, butuh lebih dari pukulan tangan kosong untuk bisa melukai seorang pengguna Virant.

"Jangan bencanda kau, anjing Walishiga!..." teriaknya, "setelah membunuh ayah, ibu dan adik perempuanku, setelah merebut segalanya dariku... beraninya kau mengasihaniku!"

Ouhm merasakan sakit yang luar biasa pada bahu kanannya, tidak, seluruh tubuhnya. Begitu sakit hingga sangat sulit bagi dirinya untuk bergerak. Pandangan sang mantan pembunuh mulai buram dan lebih dari apapun, ia ingin menutup matanya dan menghentikan penderitaan ini. Namun tentu saja ia tidak bisa melakukannya.

Lashwi...

Githa...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun