'Kebahagiaan tidak bisa kau peroleh hanya dengan semangkuk bubur, oh anjing. Kebahagiaan sejati muncul dari dalam hati, dari keinginanmu berbagi dan dari senyuman orang-orang yang kau tolong. Jika hatimu membawa senyuman maka kebahagiaan akan mengikutimu.' Jawab ayah beruang sembari tersenyum ramah.
'Hati... apa itu? bagaimana cara aku mendapatkan hati?' Tanya si anjing sekali lagi.
'Semua insan yang dilahirkan pasti memiliki hati, temanku.' Ujar ibu beruang sembari mengangkat mangkuk si anjing dari meja makan.
Anjing tidak percaya mendengarnya. Sebab jika ia memiliki hati, ia pasti tersenyum bahagia seperti mereka. Lihatlah mereka, yang dengan mudahnya tersenyum pada satu sama lain, berbagi 'hati' yang ayah beruang sebutkan tadi.
Namun ditengah renungannya, anjing menyadari sesuatu. Jika ia tidak memiliki hati, ia akan merebutnya dari mereka. Dengan demikian ia akan bahagia, yah, itu rencana yang bagus. Ia berpaling pada ibu beruang lalu bertanya.
'Dimanakah letak hati?'
Ibu beruang menatapnya keheranan lalu tersenyum geli. Sungguh pertanyaan yang lugu sebab ia pun tidak mengetahui jawabannya. Dimanakah hati berada? apakah ia bersarang pada otak setiap insan ataukah berada di dalam dadanya seperti yang selalu dikatakan orang-orang. Ia memutuskan memberikan jawaban kedua.
'Hati terletak disini...' jawabnya sembari menunjuk dada, 'Ia bersarang bersama nafas kehidupan, melahirkan kebahagiaan bagi pemiliknya.'
Seketika seruling Haka membunyikan nada mencekam yang terhentak-hentak bak nafas buas.
"Anjing meloncat keatas meja dan menerkam ibu beruang. Cakarnya yang tajam mencabik-cabik dada beruang malang itu hingga jantung terlihat dengan jelas. Inikah 'hati' yang dikatakanya tadi? Ia tidak peduli. Ia menancapkan taring pada jantung ibu beruang lalu memakannya sampai habis."
Ouhm terkejut mendengar alur cerita yang tiba-tiba berubah drastis. Namun terdapat sesuatu yang sangat familiar dari cerita tersebut. Seekor anjing yang datang menerkam ibu beruang, ayah beruang dan seorang putri? tentu saja. Sekarang ia mengingat semuanya. Wajah Haka kini tak asing lagi dimatanya.