Mohon tunggu...
aries lailiyah
aries lailiyah Mohon Tunggu... Freelancer - pengamat budaya

Tertarik sosial budaya, sastra, studi Islam, pendidikan dan perjalanan

Selanjutnya

Tutup

Horor

Santet Sperma dari Malang Selatan (End)

1 Oktober 2023   13:26 Diperbarui: 1 Oktober 2023   13:45 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SANTET SPERMA DARI MALANG SELATAN (END)

melanjutkan kisah yang akan selesai meski bukan diujung...

Pagi yang Syahdu, Malang sedang hujan rintik-rintik, pak Toha menaiki motornya ke rumah mbah Slamet, disepanjang perjalanannya ia banyak berdzikir berdoa usahanya lancar dan tidak ada kendala. Sesampainya di dusun tempat tinggal mbah Slamet, ia langsung menuju sawah mbah Slamer, dan benar saja laki-laki yang sudah berambut putih semua itu telah duduk bersila diatas gubuk dengan kopi dan gorengan favoritnya.

"Mas...," sapa pak Toha dari kejauhan, mbah Slamet menengok dan tersenyum.

Pak Toha berjalan diatas galengan sawah sebagai pembatas sawah antara 1 orang dengan orang lain. Kemudian pak Toha bersalaman dengan mbah Slamet dan seperti sudah paham soal kedatangan pak Toha, mbah Slamet tersenyum.

"Jadi, kau akan tanya kunci tentang cerita yang kemaren?," tanya mbah Slamet tanpa pendahuluan.

"Iya mas, seperti yang kuceritakan tadi malam lewat isyarat angin, gadis itu teman anakku mas, dulu dia sering membantuku juga, rasanya aku tak tega jika calon jodohnya dikunci orang, jika mas berkenan dan bermurah hati, tolong bukakan kunci laki-laki itu," kata pak Toha dengan mata penuh harap, ia seperti mendapat bisikan untuk menolong, entah bisikan dari mana.

"Tentu saja, aku jika tidak mau berurusan dengan para leluhur gadis itu, apalagi gadis itu jodoh laki-laki yang kukunci. Kita sebagai orang Jawa, punya hutang budi kepada leluhur gadis itu, tentu saja, sejahat aku tetap memiliki jiwa balas budi akan leluhurku pula," kata mbah Slamet sambil manggut-manggut.

"Maksudnya bagaimana mas?" tanya pak Toha semakin tak paham.

"Dibelakang gadis itu diikuti macam putih, laki-laki bertubuh tegab dengan busana khas Mataraman, serta 2 perempuan Ratu zaman Majapahit, yang jelas mereka adalah darah biru zaman Majapahit zaman Mataram Islam," kata mbah Slamet yang membuat pak Toha agak kaget, meskipun nampak tak nyata, tapi pak Toha tahu, mbah Slamet tidak akan berbohong soal itu.

"Hanya manusia licik yang mau mencelakai orang lain," tambah mbah Slamet.

"Benar mas, kadang kalau dipikir-pikir, kenapa ada orang yang punya hati licik iri dengki dengan obsesi sebesar itu sehingga menyakiti orang lain, meskipun kita tidak tahu bagaimana kehidupan bu Titik dan keluarganya, apakah hidupnya sangat menderita, sehingga ia memiliki hati licik seperti itu, wallahu a'lam".

"Tapi tetap ada konsekuensi jika kunci itu akan dibuka, meskipun tidak langsung, kelak akan kembali kepada pengirimnya, ibarat hukum tabur tuai, hukum alam sopo nandur bakal ngundur," jelas mbah Slamet.

"Kalau itu kan pasti mas, apapun di kehidupan ini baik buruknya tidak ada yang gratis, kebaikan kitapun karma baiknya sampai ke anak cucu, begitu juga karma kejatahan," timpal pak Toha.

"Itulah Ha, aku gak mau nikah, aku mending menanggung semua karma baik dan burukku berhenti padaku, karena aku telah banyak menggunakan ilmuku untuk menolong atau mencelakai, tapi ini yang terakhir, setelah ini aku akan bertaubat dan bersiap untuk kembali kepada sang maha kuasa seng nduwe urip," kata mbah Slamet.

Pak Toha pun terdiam, ia mengamini semoga sahabatnya benar-benar akan bertaubat dan kembali ke jalan yang benar.

"Ha...nant malam aku akan buka kuncinya, kasihkan ini ke gadis itu, salam hormatku dan sampaikan bahwa laki-laki itu jodoh terbaiknya," kata mbah Slamet sembari memberikan bungkusan kecil.

"Baik mas, terus buntalan putih ini untuk apa mas?," tanya pak Toha.

"Hmmm... kita tidak perlu menjelaskan padanya, gadis itu sudah paham soal ini, ia sendiripun bisa membuka kunci tersebut jika ia mau, sayangnya ia belum yakin, makanya nanti salamkan padanya jika laki-laki itu adalah jodoh terbaiknya," kata mbah Slamet.

"Baiklah mas, matursuwun ya mas, semoga ini salah satu amal baik yang dicatat gusti Allah, Amiin," kata pak Toha dan diamini mbah Slamet.

***

"Nak, terimalah bungkusan ini, dan jangan ragu, Rasyid adalah jodoh terbaikmu," kata pak Toha ketika makan sore bersama di rumahnya di Gadang.

"Matursuwun pak," kata Azza kepada pak Toha sembari menerima bungkusan sebesar genggaman tangannya.

Akhirnya pak Toha dan keluarganya serta Azza menyantab makanan buatan istrinya yang jago masak. Malam ini Azza akan kembali ke Yogyakarta dengan kereta, jadi sore ini mereka berbincang panjang lebar, sampai akhirnya Adzan Magrib membuat perbincangan selesai.

Maka, malam itu kembalilah Azza ke Yogyakarta

***

Rasyid semakin yakin untuk memilih Azza, ia berbicara dengan orang tuanya jika tahun ini ingin menikah dengan perempuan asal Yogyakarta. Orang tuanya menanyakan pekerjaan dan latar belakang keluarga Azza yang Rasyid tidak begitu paham. Tanpa sepengatahuan Rasyid, orang tuanya datang ke kiai di Jawa Barat dengan membawa foto Azza yang diminta dari Rasyid.

"Setiap manusia memiliki sisi baik dan buruknya bu, gadis ini pendiriannya kuat dan latar belakangnya sangat kuat sampai tak terlihat karena terangnya cahaya dibelakangnya, saya harus minta petunjuk dulu sama Allah untuk melihat lebih jelasnya, namun yang jelas ia memiliki leluhur yang tinggi, serta ada beberapa qadam yang mengikuti, yang disini bisa menjadi sisi negatif jika tidak sesuai," terang kiai tersebut.

Berjalannya bulan, Rasyid dan Azza sepakat untuk menikah, kedua belah pihak juga sudah setuju, maka ditentukanlah waktu lamaran dan hari pernikahan. Sebelum menikah, Rasyid laki-laki yang memang baik budinya, ia datang ke Malang Selatan tanpa sepengetahuan Azza, disana ia menjelaskan dan memastika laki apakah Sari mau menikah dengannya atau tidak, ia tidak berfikir jika saat itu Sari setuju menikah dengannya dan otomatis dia akan mengecewakan Azza karena sudah bertunangan, untungnya Sari memiliki jawaban yang membuat semuanya lancar. 

"Mumpung ada Sari bu Titik, saya mau bertanya lagi, apakah Sari mau menikah dengan saya?," tanya Rasyid kepada Sari.

"Sudah aku bilang berapa kali, aku tidak mau menikah denganmu, apa kamu tidak paham-paham!!," kata Sari dengan muka merahnya.

"Maaf sebelumnya, bapak ibu sudah mendengar sendiri jawaban Sari kan, oleh karena itu, ini terakhir kali saya kesini, saya mohon maaf kurang lebih 4 tahun merepotkan dan membuat salah kepada keluarga bapak ibu dan Sari, saya undur diri bapak ibu," kata Rasyid.

"Lalu gimana mas Rasyid, apakah ada calon lain?," tanya bu Titik penasaran melihat sikap Rasyid yang sudah memiliki pendirian, seperti bukan Rasyid yang kemaren-kemaren yang seperti wayang dan manut kepada bu Titik.

"Insyaallah ada bu, mohon doanya bu," kata Rasyid kepada bu Titik yang nampak kaget, ia sangat kecewa mendengar jawaban Rasyid, meskipun tadi ia dengar sendiri, bahwa anaknya Sari yang memang menolak Rasyid dengan agak kasar.

"Orang mana mas," tanya bu Titik.

"Yogyakarta bu," jawab Rasyid.

"Yasudah kalau begitu mas, semoga mas Rasyid diberikan jodoh terbaik begitu juga dengan Sari," tambah bu Titik dan pak Ahmad hanya diam mendengarkan dengan mimik muka yang tak kalah kecewa dengan istrinya.

Sejak hari itu benar, Rasyid tidak lagi pergi ke Suko, ia juga membatasi komunikasi WA dan telfon dari bu Titik, karena bagaimanapun bu Titik tetap menghubungi Rasyid. 

Memang orang yang suka ke dukun, tak akan berhenti sampai uangnya habis atau adzab menimpanya. Tidak terimanya dengan kabar Rasyid mau menikah, menjadikan bu Titik dan pak Ahmad ke beberapa dukun, karena dukun 1 bilang tidak mampu, maka ia terus mencari ke banyak dukun, tak peduli ia harus membayar mahal yang penting Rasyid tak jadi menikah atau pesta pernikahan Rasyid rusak porak poranda.

Dan benar, saat Rasyid menikah bu Titik datang dengan keluarganya lengkap termasuk Sari. Sebelum akad nikah, bu Titik sudah sampai di masjid Mataram Kotagede. Jauh-jauh dari Malang Selatan, tak membuatnya urung, meskipun Rasyid sudah bilang ke bu Titik untuk tidak usah repot-repot hadir dalam acara pestanya. Tapi bu Titik tidak mau tinggal diam, ia tetap datang dengan membawa jampi-jampi dari dukun untuk menggoyahkan niyat Rasyid.

Setelah akad, tanpa sepengathuan Azza, Rasyid menemui bu Titik dan keluarganya, di peluklah Rasyid oleh bu Titik yang menangis tersedu, sembari ia mengusapkan jampi-jampi ke badan Rasyid. Jadi, ilmu guna-guna bisa mengenai sasaran jika pelaku bisa menyentuk bagian tubuh korban. Misalnya dari berjabat tangan dan lainnya. Untung saja saat itu, saat Rasyid dipeluk erat bu Titik yang sedang memasukkan jampi-jampinya, ada keluarga Rasyid yang tau soal kisah bu Titik dan Rasyid, ia memperhatikan gerakan tangan bu Titik yang aneh. Setelah beberapa menit, barulah Rasyid berpamitan, karena mau ganti baju untuk resepsi pernikahan. Sebelum pergi jauh, bu Minah saudara Rasyid yang memperhatikan semuanya tadi, menepuk tubuh Rasyid dan mengusap bahu Rasyid dari lengan ke bawah, bertujuan membuang guna-guna tadi kembali ke tanah.

Dalam pesta pernikahan, tatapan mata Rasyid nampak kosong, beberapa orang yang paham dengan hal gaib mengirimkan doa tolak balak. "Masih aja diganggu, padahal sudah menikah," gumam pak Irsyad, saudara jauh Azza. Lalu pak Irsyad tidak sabar melihat tersebut, ia mengucapkan 6 kalimat bahasa Arab lalu kakinya ia hentakkan ke tanah 3x.

Di kursi tamu, bu Titik tiba-tiba kaget, gelang tangannya putus tanpa ada sebab apapun, lalu beberapa anaknya membantunya membereskan gelang kanjeng maminya. Dan pesta Rasyid berlangsung hingga selesai.

***

Ada sebab, ada Akibat

Satu tahun berlalu, Rasyid sudah tidak berkomunikasi dengan bu Titik dan keluarganya, kalupun sesekali bertemu biasanya diacara nikahan keluarga, karena bagaimanapun Rasyid dan pak Ahmad masih saudara. Apalagi keluarga Rasyid juga merasa punya hutang budi kepada keluarga pak Ahmad yang mau menampung kakek rasyid saat dulu jualan tikar njalin di Malang Selatan. 

Kisah ini, bukan Rasyid tak mau menikahi Sari, bahkan 4 tahun ia rela berjuang Jakarta-Malang Selatan mengejar Sari, jadi tidak adil rasanya jika bu Titik masih saja mengganggu keluarga Rasyid. Karena disini yang tidak mau adalah SARI, anak bu titik sendiri.

Sampailah pada masa Sari akan menikah dengan laki-laki tampan pilihannya, 2 minggu sebelum pernikahan ada kabar mengejutkan, semua orang kaget dan bersimpati, karena Sari dikabarkan kritis dirumah sakit karena kecelakaan tunggal yang akhirnya kedua kakinya tergilas roda truk yang mengangkut besi. Bu Titik menangis sesenggukan diruang kamar operasi, begitupun pak Ahmad dan calon suami Sari.

3 hari Sari belum sadar, bu Titik terus berdoa untuk kesembuhan anak gadisnya yang ia cintai. Sampai ia bermimpi, didatangi oleh prajurit-prajurit dengan baju zaman kerajaan, lalu muncul 1 yang paling tampan dengan mata marah namun tetap wibawa.

"Apa yang kamu lakukan dan sebab akibatnya, menjadikan anak turunku menderita, kamu hanya akan kehilangan satu anak, tapi kami kehilangan 2 keturnan kami yang tidak berdosa, salah satunya ulahmu. Minta maaflah kepada anak turunku yang tidak langsung kau sakiti, jika tidak, apa yang kamu lakukan akan terus mencelakakan keluargamu," kata laki-laki yang seperti pemimpin dari prajurit tersebut.

"Apa salah saya? siapa yangs aya sakiti? harus minta maaf sama siapa?," tanya bu Titik sambil berteriak teriak, namun laki-laki dan beberapa prajurit itu pergi menjauh serta menghilang dibawa kabut. Kemudian, pak Toha membangunkan istrinya yang berteriak-teriak.

"kenapa bu, kenapa?," tanya pak Ahmad.

"Aku bermimpi aneh pak," kata bu Titik masih dengan mata yang sembab. Belum ia sempat bercerita, dokter tiba-tiba datang dan bilang.

"Bapak ibu, usaha medis sudah kami lakukan untuk Sari, saat ini tinggal urusan yang Maha Kuasa, silahkan doakan sebaik-baiknya untuk kesembuhan putri ibu bapak."

Bu Titik, pak Ahmad dan beberapa anaknya yang hadir menangis saling menguatkan, dalam hati bu Titik terselip rasa penyesalan yang kuat, tiba-tiba wajah rasyid dan Azza muncul begitu saja...... ia ingin minta maaf..... masih ingin.... 

END

"Kita boleh menginginkan sesuatu, tapi jangan memaksa Tuhan, jalani Takdir karena itulah Takdir terbaik kita"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun